Bisa niat untuk umrah itu aja sudah menjadi sesuatu yang
membekas apalagi benar-benar bisa berangkat.. membuat saya sendiri takjub
karena pada awal tahun 2015 kami tidak ada planning untuk umrah. Tapi memang
kalau sudah jalannya ke sana maka ya pasti akan ke sana, cepat atau lambat.
Al Masjid Al Nabawi, saat dini hari |
Pada akhir tahun 2015, saya dan istri beserta adik saya
pergi berangkat umrah. Setelah tiket pesawat dan visa selesai diurus oleh pihak
biro penyelenggara umroh, kami menggunakan Al Amsor Mubarokah, yang kantornya di daerah Pejaten / Warung Buncit, kenapa? karena cuma biro travel penyelenggara umrah ini yang lama waktu umrohnya 14 hari, baik untuk yang ekonomir maupun yang diatas ekonomis, hee. Saya cukup kagum dengan kapabilitas biro umrah ini
karena dengan banyaknya permintaan umrah, mereka telah mengatur sedemikian rupa
sehingga tidak banyak reschedule jadwal, tetap di bulan yang sama dari program yang ditawarkan dan saya pun tidak sulit untuk menentukan tanggal cuti.
Perjalanan dimulai dari bandara Soekarno Hatta, setelah packing
selesai. Untuk urusan packing barang bawaan menjadi poin penting yang harus dimaksimalkan, saya menggunakan plastik
vakum terutama untuk pakaian ihram dan menyisakan sedikit ruang pakaian untuk perjalanan pulang kembali ke tanah air.
Pesawat kami adalah Garuda Indonesia Boeing 777-300ER, termasuk dalam jajaran pesawat terbaru dari maskapai ini. Kami satu grup yang berasal dari Jakarta bergabung dengan grup travel yang sama dari Banjarmasin, yang ternyata diluar dugaan.. jumlah mereka lebih banyak dari grup Jakarta. Koper kemudian dikelola oleh biro untuk dimasukkan ke bagasi. Setelah oke, dan dikonfirmasi telah lengkap dan pengurusan biro selesai untuk persiapan penerbangan, paspor dan tiket diberikan ke kami.
Hanya 1 tas untuk perlengkapan dan 1 tas untuk dokumen yang kami bawa. Setelah selesai imigrasi dapat info ternyata penerbangan ke Jeddah ternyata delay, mundur 3 jam karena memang pesawat terlambat tiba di Indonesia. Kami berangkat pukul 7 malam. Sambil mengisi waktu tunggu kami menghabiskan waktu tukar uang di money changer, ngobrol dan ngopi di kedai kopi yang ada di bagian ruang tunggu internasional 2D. Just enjoy the show lah..
Pesawat kami adalah Garuda Indonesia Boeing 777-300ER, termasuk dalam jajaran pesawat terbaru dari maskapai ini. Kami satu grup yang berasal dari Jakarta bergabung dengan grup travel yang sama dari Banjarmasin, yang ternyata diluar dugaan.. jumlah mereka lebih banyak dari grup Jakarta. Koper kemudian dikelola oleh biro untuk dimasukkan ke bagasi. Setelah oke, dan dikonfirmasi telah lengkap dan pengurusan biro selesai untuk persiapan penerbangan, paspor dan tiket diberikan ke kami.
Hanya 1 tas untuk perlengkapan dan 1 tas untuk dokumen yang kami bawa. Setelah selesai imigrasi dapat info ternyata penerbangan ke Jeddah ternyata delay, mundur 3 jam karena memang pesawat terlambat tiba di Indonesia. Kami berangkat pukul 7 malam. Sambil mengisi waktu tunggu kami menghabiskan waktu tukar uang di money changer, ngobrol dan ngopi di kedai kopi yang ada di bagian ruang tunggu internasional 2D. Just enjoy the show lah..
Perjalanan Jakarta - Jeddah, dengan Garuda Indonesia tanpa transit
ditempuh selama 9 jam. Disediakan makanan, minuman tambahan. Dan yang saya cukup
takjub ada tambahan alat untuk membantu tidur lebih lelap (kaos kaki, tutup
mata dan ear plug), wow… Ditambah dengan fasilitas entertainment yang lengkap
dan Jenis pesawat yang kami naiki adalah Boeing 777-300ER, walaupun duduk di kelas
ekonomi, gak belakang-belakang banget, rasanya sudah cukup membuat kami bangga dan yakin bahwa Garuda memang
termasuk maskapai kelas dunia.
Baca : Pengalaman Terbang Dengan Garuda Indonesia Boeing 777-300ER
Baca : Pengalaman Terbang Dengan Garuda Indonesia Boeing 777-300ER
Desember merupakan salah satu waktu favorit untuk umrah bagi
muslim yang ada di seluruh dunia, karena suhu yang cukup dingin dan merupakan
waktu awal visa umroh diterbitkan lagi setelah sebelumnya ditutup untuk Haji.
Itu menjadi salah satu hal yang membuat waktu menunggu kami di Bandara Jeddah
cukup lama, kami landing sekitar jam 1 malam dan selesai cek imigrasi pas masuk
waktu shubuh di Jeddah, sekitar pukul 5 waktu Jeddah.. 4 Jam? Ya.. 4 Jam itu
wow lama banget, untuk mengurus imigrasi masuk. Ngobrol, chatting maupun
youtube-an mungkin sudah menjadi kebiasaan di sana. Ditambah kebiasaan sulit
antri dari negara kita ini, mantap lah.. diminta 1 lajur tetap 2 lajur,
walhasil yaaaa… wes gitu deh..
Suasana Imigrasi di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah |
Yang menarik di bandara ini, banyak pekerja yang menawarkan
simcard dari provider telekomunikasi lokal Arab, harganya sekitar 30 SAR
(Riyal) atau sekitar Rp. 110.000, dengan pulsa 25 riyal. kalau memang perlu
silahkan beli namun kalau bisa ditahan tahan dulu. Provider telekomunikasi yang
cukup banyak menjual ada 3 dan jenisnya GSM yaitu STC, mobily dan zain. Review
untuk mobily, di Jeddah bisa masuk 4G, tapi di Makkah dan Madinah sering di 3G
dan 3,5G, untuk setiap pengisian 10 riyal mendapatkan gratis 100 MB, lumayan
untuk skype ke Indonesia, balas WA, tapi langsung abis kalau update Path atau
Instagram.
Bila untuk keperluan paket data, provider di Indonesia juga menyediakan promo, salah satu teman kami yang 1 grup menggunakan itu, biayanya bervariasi untuk yang 9 hari dan 14 hari. Untuk yang pakai simcard Indonesia, jangan takut roaming. Yang penting isi pulsa sebanyak-banyaknya. Tapi jangan khawatir, di bandara terdapat wifi gratis, tinggal input nomor penerbangan anda.
Bila untuk keperluan paket data, provider di Indonesia juga menyediakan promo, salah satu teman kami yang 1 grup menggunakan itu, biayanya bervariasi untuk yang 9 hari dan 14 hari. Untuk yang pakai simcard Indonesia, jangan takut roaming. Yang penting isi pulsa sebanyak-banyaknya. Tapi jangan khawatir, di bandara terdapat wifi gratis, tinggal input nomor penerbangan anda.
Sholat shubuh bisa di beberapa tempat, karena memang
disediakan sajadah. Pertama di dekat imigrasi dan kedua di dekat conveyor
pengambilan bagasi, ketiga di luar, sekitar area ruang tunggu.
Madinah
Perjalanan ke madinah ditempuh menggunakan bus, bus yang
kami gunakan ditilang karena melebihi kecepatan, eh supir bisnya orang Indonesia
ternyata, hahaha… selama perjalanan kami berhenti sekali di rest area.
Peta Al Masjid Al Nabawi |
Sesampainya di Madinah yang merupakan tanah haram dimana
kita tidak diperkenankan untuk mengambil tanahnya, membunuh binatang, dll.. sudah
siang, masuk waktu dzuhur. Kesan pertama di kota ini begitu dingin karena memang pada bulan Desember tidak terlalu panas di Madihan, ramai orang berdagang. Saya
sangat takjub melihat orang-orang meninggalkan kegiatannya dan bergegas ke Masjid
Nabawi atau Al Masjid Al Nabawi, biasa orang menyebutnya, dan kembali beraktifitas setelah sholat
selesai. Saya hampir satu minggu berada di Madinah dan menurut saya itu
merupakan waktu yang cukup untuk menikmati indahnya masjid ini.
Keindahan Arsitektur Al Masjid Al Nabawi |
Bagi anda penyuka arsitektur,
masjid ini menurut saya mempunyai nilai seni yang tinggi, terutama di bagian
Masjid Nabawi lama, sentuhan kaligrafi, asmaul husna, dan beberapa tanda / kode
di pilar masjid mempunyai arti tersendiri.
Menurut opini saya pribadi Masjid
Nabawi ternyata menawarkan sisi lain Islam yang menyejukkan dan lembut,
dilengkapi dengan payung-payung yang bertujuan melindungi dari hawa dingin dan
panas, disediakan air zamzam yang banyak di setiap sisi dan banyak kegiatan
yang dapat diikuti, misal pengajian, belajar lafaz Al Quran walaupun hanya
surah Al Fatihah, buka puasa bersama dan masih banyak lagi.
Suasana Dakwah |
Berbuka Puasa dan menu Kopi Arab |
Memang cukup menguras tenaga untuk
bisa mendekat atau sholat di shaf terdepan ataupun minimal di bagian dalam Masjid
Nabawi lama, namun bila diniatkan dan minta izin Allah tentunya bisa terwujud.
Atmosfer sholatnya juga sangat menggugah hati, pilihan bacaan surah saat sholat dari imam juga membuat kagum. Saya berkesempatan untuk sholat Jumat di Nabawi dan kagum dengan isi khotbah yang saat itu tentang doa (walaupun ga begitu ngerti bahasanya) yang cukup memakan waktu lama dan dilanjutkan dengan sholat jumat dengan bacaan surah pendek.
Atmosfer sholatnya juga sangat menggugah hati, pilihan bacaan surah saat sholat dari imam juga membuat kagum. Saya berkesempatan untuk sholat Jumat di Nabawi dan kagum dengan isi khotbah yang saat itu tentang doa (walaupun ga begitu ngerti bahasanya) yang cukup memakan waktu lama dan dilanjutkan dengan sholat jumat dengan bacaan surah pendek.
Selain atmosfer itu, melihat
orang-orang datang ke Madinah hanya untuk beribadah menjadi daya tarik
tersendiri. Sholat Ashar dan Dzuhur adalah sholat paling cepat menurut saya,
selanjutnya maghrib, lalu shubuh dan isya. Di Akhir sholat wajib digunakan
untuk sholat jenazah. Waktu adzan dan mulai sholat sekitar 20 menit, ini cukup
bagi masyarakat sekitar untuk mengemasi barang dagangan, mengambil wudhu dan
berjalan ke masjid tanpa khawatir tertinggal.
Mencari Raudah
Ya, salah satu yang dicari selain
ziarah ke makam Rasulullah Muhammad SAW, khalifah dan makam Baqi adalah
raudhah, Secara arti, Raudah adalah surga, namun di Masjid Nabawi, Raudah
adalah zona yang menjadi tempat paling dicari karena mustajabnya doa saat
dipanjatkan di sana.
Raudah terletak diantara makam Rasulullah dan mimbarnya, ditandai dengan karpet yang berwarna hijau.
Raudah terletak diantara makam Rasulullah dan mimbarnya, ditandai dengan karpet yang berwarna hijau.
Untuk mengakses Raudah bervariasi,
untuk pria 24 jam waktunya, hanya dipisahkan jalannya ke sana antara dari
belakang dan dari samping. Dari belakang bila pintu akses wanita ditutup, dan dari
samping bila pintu akses wanita dibuka. Sedangkan untuk wanita ke Raudah
diakses melalui area sholat sebelah kiri atau Usman bin Affan Gate (sekitar
pintu no 23 / 25).
Mengantri ke Raudah |
Hari Jumat dan hari Sabtu adalah
hari paling ramai menurut saya dan paling banyak orang-orang yang ingin ke
Raudah, dan didominasi masyarakat Madinah dan sekitarnya.
Baca : Sholat Jumat di Masjid Nabawi, Madinah dan Masjidil Haram, Makkah
Baca : Sholat Jumat di Masjid Nabawi, Madinah dan Masjidil Haram, Makkah
Menurut opini saya pribadi kita
harus banyak mengalah saat di Raudah karena memang banyak yang mulai
mementingkan kepentingan pribadi dan mendorong atau berdesak-desakan, sebisa
mungkin carilah waktu yang tidak ramai bila ingin ke sana karena postur orang
Indonesia kalah besar dengan orang dari afrika atau timur tengah.
Ziarah
Ziarah di Madinah yang utama
tentunya ke Makam Rasullullah SAW yang berada di Masjid Nabawi, selain itu ke makam
Baqi, kemudian ke makam di Jabal Uhud. Untuk masjid, yang disunahkan adalah ke
masjid Quba. Sebenarnya saya ingin menjelajah madinah lebih banyak, misal di
sekitar masjid Nabawi ada masjid Bukhari dan masjid Abu Bakar as Siddiq, masjid
Ijabah, namun karena penjelasan dari mutawif bahwa lebih utama ke Masjid Nabawi
dan karena fadilah di Masjid Quba ya kami urungkan niat untuk ke masjid lainnya. Hanya sempat kami abadikan sedikit foto-foto masjid tersebut.
Panorama Jabal Uhud, sempatkan berdoa di makam sahabat Rasulullah di sini |
Dari Kiri ke Kanan searah jarum jam : Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Jumat |
Belanja
Di Madinah, banyak penjual barang
ataupun oleh oleh, salah satu yang menarik bagi saya adalah penjual baju yang
melemparkan barang jualannya hanya untuk menarik perhatian calon pembeli,
selain itu masih banyak pilihan lokasi seperti di Pandati (mirip ****mart di Indonesia),
hyper panda (toko grosir) ataupun Bin Dawood (supermarket). Kurma juga murah
bila dibeli di sekitar masjidil haram.
Lemparan Sang Penjual |
Jika anda umrah dengan jadwal ke Madinah
terlebih dahulu lalu baru ke Makkah, cobalah belanja dahulu di Madinah karena
di Makkah menurut saya tidak banyak tempat belanja. Jika anda ke Makkah dahulu
lalu ke Madinah, maka tahan hasrat anda untuk belanja dan lakukan di Madinah.
Jika terlambat belanja oleh-oleh di kedua tempat maka kalau ada waktu di
Jeddah, belanja lah di Jeddah.. Alasannya harga lebih murah, pilihan lebih
banyak dan variasi yang banyak.
Sinyal Ponsel
Menjadi hal yang cukup berat
mencari konektivitas data di Madinah walaupun kami telah menggunakan provider lokal, Mobily, mungkin karena banyak sekali yang
mengakses data pada lokasi yang sama dan dalam waktu yang sama. Saya pernah
naik turun hotel hanya untuk mengakses situs yang memang saya butuhkan waktu
itu, walhasil gagal melulu. Mungkin masih maintenance..
Skype kami gunakan untuk video
call dengan keluarga di Indonesia, cukup menjadi penyejuk rasa rindu walaupun
ada sedikit lagging.
Kuliner
Menjadi satu hal yang wajib untuk
berburu makanan di sekitar hotel di Madinah, sebagai salah satu makanan yang
diburu adalah shawarma, ternyata ada 3 jenis shawarma yang dijual, pertama
tanpa saus, dan kedua dengan saus pedas dan yang ketiga dengan saus asam. Menurut
saya ketiganya enak, namun yang paling cocok dengan lidah orang Indonesia
adalah yang tanpa saus. Selain itu masih banyak makanan macam nasi kabsah,
pizza, starbucks di sekitar pintu 25, ayam fried chicken di sekitar pintu 21.
minum kopi |
membeli shawarma dan kebab |
Selain itu kami sangat suka produk susu, hingga membandingkan beberapa merk produsen susu.. Almarai, Nadec dan Al Safi. Almarai juara di susu putih full cream, Nadec juara di rasa coklat, sedangkan Al Safi juara di harga...
Ziarah Wada kami lakukan sebelum bertolak ke Makkah dan kemudian perjalanan keluar dari Madinah dilakukan setelah shalat dan berniat ihram di masjid Bir Ali (Dzul Hulaifah).
Ziarah Wada kami lakukan sebelum bertolak ke Makkah dan kemudian perjalanan keluar dari Madinah dilakukan setelah shalat dan berniat ihram di masjid Bir Ali (Dzul Hulaifah).
mengambil plastik untuk tempat sandal |
Tips :
- Bawa Token internet banking, sangat membantu untuk mengisi pulsa, kalau bukan isi pulsa sendiri ya membantu teman satu grup untuk diisikan pulsa.
- Kartu simcard ponsel arab yang berisi nomor 10 digit jangan dibuang, setiap isi pulsa harus mengisikan 10 digit nomor tersebut untuk identifikasi.
- Bawa backpack, dan sandal jepit cukup membantu selama berpergian. Gunakan plastik pembungkus sandal sebelum masuk masjid.
- Hati-hati dan waspada, banyak juga kejadian jamaah dimintain sedekah dengan berbagai alasan.
0 comments:
Post a Comment