Indonesian who support traveling with family or kids, take photo and diving

16 April 2014

Berlibur dan Menyelam di Tulamben, Bali

Ini hari kedua kami di berlibur Bali bersama keluarga, dan karena saya dan istri memang terdaftar sebagai penyelam dan sudah menyelam sejak lama. Kami merasa belum lengkap bila ke Bali tanpa menyelam. Karena site Taman Nasional Bali Barat sudah pernah kami jajaki sebelumnya. Kali ini kami ingin mencoba ke Tulamben, khususnya ke site Liberty wreck.

Setelah dari Elephant Safari Park, siang hari menjelang kami langsung berangkat ke arah Tulamben, berada di dareah Karangasem. Kami tidak kembali ke arah Denpasar tapi mengambil arah utara ke arah Singaraja kemudian mengambil arah ke timur menuju Karangasem, karena kami ingin menikmati suasana di lereng Gunung Agung dan melihat Danau Batur.


Kami sampai di Puri Madha Bungalow Dive Resort pada malam hari dan langsung keluar untuk mencoba mencari makan. Sebelum memutuskan ke penginapan ini kami meminta testimoni dari teman-teman penyelam kami dan menelpon mereka sebelumnya. Salah satu yang menjadi primadona bagi penyelam yang akan ke Tulamben, lokasi dive entry untuk menyelam terletak di depan resort ini. Saat sampai, kami berharap ombak esok pagi cukup bersahabat.


Pada saat makan malam, kami tidak mencoba makan di daerah Tulamben walaupun sebenarnya banyak tempat makan di daerah Tulamben ini, namun karena kami mendapat testimoni banyak makanan halal di daerah Karangasem, akhirnya kami ke karangasem. Dan ternyata banyak cukup banyak muslim disini dan menjual makanannya. Kami membeli sate ayam dan nasi goreng untuk malam ini dan esok paginya sebagai cadangan.


Sebelum matahari menyingsing, kami telah siap untuk melihatnya dan proses sunrise di sini sangat indah, Indonesia Juara! Beberapa momen saat sunrise kami abadikan.


Wisatawan sedang melakukan yoga


Kami mendapat giliran menyelam pada siang hari sekitar pukul 9 pagi, saya dan istri turun pertama kali sedangkan anak saya bermain bersama paman mereka di kolam renang, hehe.. setelah itu giliran adik saya yang mencoba menyelam. 

Anak Saya berenang


Bagi adik-adik saya, ini merupakan pengalaman pertama mereka menyelam. Mereka sngat terkesima dengan pengalaman mereka. Untungnya disini ada kolam renang, saya bermain bersama anak saya di kolam renang ketika mereka mulai diving. Setelah menyelam, mereka berkata akan mencoba menyelam lagi, menyelam itu mengasyikan. Pemandu kami adalah orang lokal dan mereka sangat baik.

Entry dari Pantai

At Liberty Wreck


At Liberty Wreck

Tips :
  • Persiapkan fisik sebelum menyelam
  • Jika anda belum mahir dalam menyelam, beritahu instruktur untuk mengajari anda dan bisa latihan dulu
  • Kalau bawa anak, siapkan pelampung dan cari tempat penginapan yang ada kolam renangnya
  • Dive gear, pinjam / rental aja... save your money
  • Ikuti perintah instruktur.. you lead i follow..


Link Bermanfaat :
- Puri Madha Bungalow Dive Resort


Let's Dive..

20 February 2014

Recovery Traveling dari Yogyakarta ke Singapura saat Erupsi Gunung Kelud

14 Februari 2014, Jam empat pagi saya bangun untuk berangkat ke Bandara Internasional Adi Sutjipto, Yogyakarta. Pada trip ini saya dan rekan saya berencana ke Singapura, via Batam transit Jakarta karena ada teman-teman lain sudah menunggu di Batam. Namun, pagi itu memang spesial dengan adanya hujan abu vulkanik. Ini merupakan pengalaman ketiga kalinya merasakan hujan abu vulkanik. Hujan abu ini akibat dari meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur, memang beberapa hari terakhir Gunung Kelud sedang dalam status waspada. 

Teringat dengan erupsi gunung Eyjafjallajokull di Islandia pada tahun 2010 yang membawa dampak ditutupnya bandara di Eropa membuat saya berfikir bahwa penerbangan di Bandara Adi Sutjipto mungkin akan ditunda, namun dengan optimis saya tetap berangkat, proses check in dan menungu. Sempat saya konfirmasi ke petugas check in bahwa bandara memang ditutup sampai ada pemberitahuan selanjutnya. Tidak hanya saya sendiri yang tetap memutuskan untuk tetap berangkat ke Bandara, masih banyak yang lainnya.

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat kepada rekan-rekan yang harus berjuang saat erupsi Gunung Kelud dan menjadi korban. Akhirnya saya share petualangan kami berusaha ke Singapura dari Yogyakarta saat erupsi Gunung Kelud terjadi.

Cari Alternatif Rute, Kereta Api
Setelah dua jam tidak ada tanda-tanda membaik, saya dan rekan saya langsung memutuskan untuk mencari alternatif yang lain. Kereta Api menjadi pilihan pertama, namun setelah cek online di penjualan tiket kereta api dari Jogjakarta jurusan Jakarta sudah habis terjual untuk tiket pagi itu, sehingga kami tidak dapat menggunakan tiket kereta api untuk ke Jakarta.

Cari Bandara yang Buka, Ke Semarang dengan Taksi Sewaan
Karena gagal berangkat dengan kereta api dari Yogyakarta, kami beralih ke opsi kedua dengan tetap menggunakan pesawat agar tidak repot saat transit di Jakarta untuk melanjutkan ke Batam, setelah dikonfirmasi Bandara Adi Sumarmo, Solo tutup dan Bandara Ahmad Yani, Semaran masih beroperasi. Berbekal informasi ini kami langsung menuju ke Semarang. Tidak pikir panjang kami langsung mencari kendaraan yang bisa disewa / charter ke Semarang dari Bandara Yogyakarta. Sepakat di harga 500 ribu kami berangkat ke Semarang. Memang harga yang fantastis namun mengingat itu hari itu menjadi hari yang spesial, kami sepakat.

Cuaca dari Yogyakarta sampai Magelang masih berdebu karena dampak hujan abu, dan mulai cerah ketika memasuki kota Ambarawa. Disini kami mulai mencari tiket online pesawat tercepat dari Semarang ke Jakarta, yap.. dapat.

Cancel Tiket
Setelah dapat tiket ke Jakarta dari Semarang kami cukup lega karena penerbangan dari Semarang ke Jakarta pada pagi itu tetap berjalan normal, sehingga kami cancel tiket kami via telepon ke maskapai. Dan karena memang penerbangan saya connecting flight semua penerbangan yang berhubungan dengan dampak erupsi gunung kelud. 

Pukul 11 siang kami sampai di Bandara Ahmad Yani, penerbangan kami pukul 12 siang, namun kembali kami harus gigit jari dengan ditutupnya bandara itu sesaat sebelum kami sampai di bandara.

Cari moda transportasi dari Semarang Ke Jakarta
Walaupun di Semarang seperti tidak berdampak banyak akibat letusan gunung Kelud, ternyata kami kesulitan menemukan moda transportasi ke Jakarta, tiket kereta habis untuk jurusan ke Jakarta baik di stasiun Semarang Tawang maupun Semarang Poncol.

Pindah Haluan ke Cirebon
Hampir putus asa, akhirnya kami menemukan salah satu alternatif ke Jakarta dengan menggunakan Bus ke Cirebon dari Semarang. PO Nusantara ternyata punya jadwal reguler Semarang – Cirebon. Kali ini kami ketambahan rekan dari Solo yang ternyata juga terkena dampak ditutupnya bandara. Kami yang kali ini berjumlah empat orang tak banyak berpikir lagi dan langsung naik bus ke Cirebon pada pukul 14.00. Kami memilih ke Cirebon karena Cirebon merupakan kota di Jawa Barat yang menjadi pertemuan jalur kereta di Bagian utara dan Selatan. Di sini kami akan mempunyai banyak pilihan moda transportasi ke Jakarta.

Booking Tiket Baru Jakarta – Batam untuk esok paginya.
Walaupun bisa pesan langsung ke Singapura untuk para travellers, kami memang harus melalui batam karena tiket ferry sudah dipesan sebelumnya, sehingga penerbangan Jakarta – Batam menjadi satu-satunya pilihan. Selama di bus yang memakan waktu sekitar 6 jam untuk sampai di Cirebon, kami terus memantau situs penjualan tiket pesawat online dan akhirnya kami dapatkan tiket Jakarta – Batam untuk esok hari.

Tidak hanya tiket Jakarta-Batam yang kami pesan, tiket kereta api Cirebon-Jakarta via online, untuk jadwal malam itu kami mendapat kereta Purwojaya ke Gambir.

Rekan saya beristirahat di kursi Stasiun Cirebon, dengan tas yang masih terpasang tag bagasi ke Jakarta


Kereta Api Cirebon – Gambir, Jakarta
Sesampainya di Cirebon, kami sudah cukup tenang sehingga saat turun di terminal Harjamukti Cirebon, langsung naik ojek ke Stasiun. Sesampainya di stasiun kami beristirahat menunggu kereta tiba. Perubahan pelayanan kereta api ternyata memang benar, jadwal kereta datang di stasiun tidak seperti dulu yang sering telat. Saat ini sudah lebih baik. Sesampainya di gambir pada dini hari kami langsung menuju bus Damri jurusan Bandara Soekarno Hatta yang berada di parkiran Stasiun Gambir. Kami sampai di Bandara Soekarno Hatta pukul 4.30 pagi. Sujud Syukur...

Penerbangan Soekarno Hatta, Jakarta – Hang Nadim, Batam
Kami turun di terminal 1C karena kami naik Citilink ke Batam, selama perjalanan dengan Citilink ini kami gunakan untuk istirahat dan sesampainya di Batam kami lega karena sudah bisa pindah pulau. Next island is Singapore, dude..

Batam-Singapore, dengan Ferry
Rombongan travel kami memang start dari Batam untuk menuju Singapura, sehingga setelah dari Bandara kami langsung menuju ke Batam Centre, pelabuhan untuk menuju Singapura dengan ferry. Setelah sampai di Batam Centre, berkumpul, mempersiapkan paspor dan membeli tiket ferry ke Singapura. Kami sempat sarapan dahulu di restoran di Batam Centre sambil menikmati pemandangan laut di sekitar Batam

Tak lama setelah itu jadwal ferry kami sudah masuk waktu boarding, sehingga kami langsung ke gate imigrasi dan masuk ke ferry. Perjalanan ferry tidak membutuhkan waktu lama sekitar 1 jam menuju pelabuhan Harbourfront Singapore. Kami menggunakan BatamFast, salah satu operator Ferry Batam Singapura PP.

Pengecekan Imigrasi di Singapura
Setelah kapal ferry sandar di Harbourfront, kami langsung berjalan masuk ke ruang imigrasi sebagai syarat masuk ke Singapura. Setelah proses imigrasi selesai kami keluar dan berjalan ke arah vivo city untuk masuk ke Resort Worl Sentosa, trip hari pertama kami ke Universal Studio. Perasaan kami saat sampai di depan bola dunia Universal Studio antara takjub dan penuh haru dimana kami harus menghabiskan waktu lebih dari 24 jam untuk berusaha sampai di Singapura dari Yogyakarta saat erupsi gunung kelud.
Universal Studio dari tempat istirahat

Tautan yang bermanfaat :
- Tiket Kereta Api, tiket.kereta-api.co.id/
- PO Nusantara, http://www.nu3tara.com/



Next Episode, usaha untuk kembali ke Yogyakarta dari Singapura di keesokan harinya, dimana Bandara Yogyakarta belum beroperasi lihat disini.


20 January 2014

Mengejar Sunrise di Gunung Bromo

Mencari Sunrise di Gunung Bromo, seperti judul film aja..

Cukup sulit untuk menentukan cuaca yang sempurna untuk melihat matahari terbit (sunrise) di Gunung Bromo tapi menurut saya pastinya tidak pada musim hujan (Oktober-April) di Indonesia.

Saya memutuskan pergi ke Bromo pada bulan Desember 2013, yang di musim hujan, ya karena saat ini, permohonan cuti saya disetujui. Mudah-mudahan tidak hujan ketika saya mengambil pemotretan saat mencari sunrise.

Kami pergi dengan grup dikelola oleh biro perjalanan, walaupun ini perjalanan kedua saya ke Bromo, kali ini memang tidak ingin ribet. Dari Jogja, kami pergi menggunakan bus ke Bromo via Malang dan kemudian menuju ke persinggahan pertama ke desa Wonokitri, salah satu dari tiga rute jalan ke Bromo. Daripada rute yang biasa lewat Desa Ngadisari, Desa Wonokitri lebih dekat ke Malang dan lebih dekat ke Gunung Penanjakan, tempat untuk melihat sunrise. Setelah tiba di Wonokitri, karena jalan cukup menantang untuk bus besar, kita berganti moda menggunakan mikrolet untuk pergi ke hotel.

Tiba di Bromo Cottage Hotel pada malam hari, menurut saya Hotel ini cukup bagus, kamar yang seperti cottage namun berbagi dengan kamar sebelah.

Sebelum pergi ke Penanjakan untuk melihat sunrise, biro perjalanan saya sudah memesan kendaraan Jip 4WD untuk berkeliling, kendaraan tersebut membantu kita untuk berjalan melalui rute terdekat ke Gunung Penanjakan, yang merupakan tempat yang sempurna untuk melihat matahari terbit.
Pada 02:00 dini hari, saya bangun kemudian mempersiapkan peralatan : Sony NEX, Lensa, Tripod, jaket, kaus kaki, dan sarung tangan.

Tiba di Penanjakan, ternyata sudah penuh dengan wisatawan lain yang siap untuk mengabadikan sunrise. Sambil mencari lokasi, saya menemukan tempat yang baik di sisi bawah, masih kosong dan tempat cukup bagus.


Karena itu berawan, kita tidak bisa melihat matahari terbit dengan baik, tapi setelah beberapa saat kita bisa melihat gunung-gunung tertinggi di Pulau Jawa.


Untuk muslim, Anda bisa berwudhu untuk Shubuh dari hotel atau di mushola di dekat lokasi.

Setelah selesai melihat matahari terbit, kami pergi ke Bromo dengan jeep.

Jadi, kapan Anda pergi ke Bromo?

Referensi lain yang dapat Anda gunakan :
- http://wikitravel.org/en/Bromo-Tengger-Semeru_National_Park
- Agen perjalanan dari Jogja untuk mengatur perjalanan ke Bromo: BHIVA Tour (Anak Perusahaan dari Borobudur, Prambanan & Ratu Boko Temple manajemen)
- Bromo Cottage Hotel: http://www.bromocottages.com/facilities.html

Copyright © West Borneo Road Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com