Indonesian who support traveling with family or kids, take photo and diving

27 July 2016

Tips Masuk Sentosa Murah dengan Bus | westborneoroad

Siapa yang gak kenal Resort World Sentosa di Singapura atau yang lebih dikenal dengan naman Sentosa. Sentosa sendiri merupakan nama pulau di Singapura. Di terdapat kita bisa melihat Universal Studio Singapore atau lebih dikenal dengan nama USS. Ada juga trick eye museum, dimana kamu bisa berfoto dengan gaya dan efek khusus. Juga ada SEA Aquarium, yang termasuk dalam aquarium terbesar di Asia, bahkan dunia..

Biasanya, kalau liburan ke Singapura tidak lengkap kalau tidak ke Sentosa, oleh karena itu saya share sedikit tips untuk masuk ke Sentosa dengan harga yang lebih win-win solution dengan Bus. Karena ini lebih tidak capek daripada walk in dan lebih hemat dari naik monorel. Naik bus ini kami lakukan pada liburan kami ke Singapura.

1. Ke Harbourfront Station MRT
Bila anda berangkat dari Batam, langsung pilih tujuan ferry anda ke HarbourFront, karena itu berada persis di sebelah dari pintu masuk Resort World Sentosa

Kalau anda dari dareah Singapura yang lain, naik MRT dan turun lah di HarbourFront Station (Line Ungu).

2. Keluar ke Bus Stop, antri dan Naik Bus RWS 8
Setelah selesai naik MRT, langsung menuju ke arah Bus Stop (Area Keluar C) Setelah sampai di Bus Stop, dan Bus RWS8 datang, naiklah.. dan bayar langsung ke supir / masukkan ke alat untuk pembayaran. Biaya per Orang pada tahun 2015 adalah S$ 2, atau bila dirupiahkan sekitar Rp 19.000. Kalau masuk naik Monorel, S$4, masuk jalan kaki S$1, tapi jauuuuuh...




3.Turun di Sentosa Bus station dan Nikmati


Voila, sampailah di Resort World Sentosa dan nikmati liburan anda di sana.. jangan lupa ambil flyer untuk informasi saat disana

Last..
Naik Monorail ke Waterfront lalu ke VivoCity, jadi masuk murah, pulangnya bisa naik monorail gratis...


Untuk kegiatan kami di Singapura seperti ke Merlion dan Garden By The Bay, juga ke Angry Bird Park di Johor bisa dilihat disini.


26 July 2016

Pengalaman Terbang Dengan Boeing 777-300ER (77W) Garuda Indonesia

Pada waktu kami umroh, Desember 2015 hingga Januari 2016, segala urusannya kami pasrahkan biro travel. dan ternyata pilihan pesawatnya adalah non transit dan jatuhlah ke Garuda Indonesia... dalam hati saya kita nanti naik pesawat apa ya.. kalo pesawat long haul Garuda yang pernah saya naiki sebelumnya adalah Airbus A330-300.

Garuda Indonesia sudah tidak asing, ya karena ini maskapai yang mendapat Best Cabin Crew beberapa kali berturut-turut dan pernah mendapatkan Best Airline pada penghargaan Skytrax. 


Yeay.. B777-300ER

Ekspektasi saya terhadap kabin B777-300ER (77W) tentunya lebih tinggi dibanding A330-300, dan ternyata memang lebih baik.. walaupun banyak yang sama seperti pelapis kursi, adanya inflight entertainment.. Ternyata, beda! Walaupun sedikit… Bagi adik saya, walaupun bukan yang pertama ke luar negeri ini mungkin pengalamannya pertama naik pesawat besar, sehingga dia sangat semangat.

Jarak antar kursi lega, cukup lah buat yang butuh space

Kalo urusan kursi ya karena kami di kelas ekonomi sama dengan pesawat Garuda lainnya ukuran untuk legroomnya cukup lumayan tidak membuat lutut saya atau adik saya mentok, tapi kalau dibandingkan dengan kelas bisnis ya jelas bedaaa...


Total waktu perjalanan sekitar 9 jam, makanan besar terdiri dari nasi dan lauk serta pilihan minuman disediakan 2 kali, sehingga cukup mengisi perut yang keroncongan dan sudah bertahan lama menunggu delay, huhu.... Layar monitor untuk entertainmen disediakan, dan menunya sedikit berbeda dengan penerbangan domestik. Jadi ya kami nonton film atau ndengerin lagu aja. Khusus menu umrah, di menu entertainmen terdapat tambahan doa-doa untuk umrah dan informasi untuk mengambil miqat. Selain itu koran dan majalah disediakan, jadi kalau bosen bisa baca-baca.
Satu lagi, sebenarnya B777-300ER milik Garuda ini sudah dilengkapi dengan wi-fi, tapi mahaaaal.. mending nunggu gratisan di King Abdul Aziz Iternational Airport, Jeddah.

Peta penerbangan ke Jeddah di layar


Kami duduk di kelas ekonomi bagian depan pada waktu berangkat sehingga tidak terlalu bising, namun saat pulang kembali ke Jakarta, dapat bagian belakang jadi agak bising namun tertutupi oleh lagu dari headset yang disediakan.

Penutup Mata disediakan gratis untuk membantu tidur lelap

Kaos kaki disediakan gratis untuk menghindari kedinginan, sikat gigi saya ambil di toilet pesawat

Garuda Indonesia memberikan amenities seperti penutup telinga, penutup mata dan kaos kaki untuk menahan dingin saat terbang dan memudahkan saat tidur walaupun sebenarnya lampu kabin juga diredupkan. Jadinya saya memakai kaos kaki aja.. emang dingin euy…


Tiba di King Abdul Aziz International Airport, Jeddah


Cobus no. 41 yang mengangkut kami dari apron ke ruan tunggu kedatangan


Kalau mau lihat konfigurasinya bisa cek ke www.seatguru.com... Sayangnya gak banyak yang saya foto waktu itu, next time will be better..

Disclaimer: Postingan ditulis berdasar kondisi saat itu, kondisi terbaru mungkin berbeda :)

22 July 2016

Wisata Mangrove di Karangsong Mangrove Festival, Indramayu | westborneoroad

Pernah mendengar Karangsong Mangrove Festival? Kalau pernah tentulah itu dari harian Kompas atau dari berita Pertamina, yup.. karena dua nama inilah yang mengangkat nama Karangsong Mangrove Festifal.

Kalau belum, Karangsong Mangrove Festival adalah even tahunan yang diadakan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap ekosistem mangrove (bakau) yang ada di daerah pesisir. Untuk di pantai utara Jawa, salah satu pusat mangrove ada di Pantai Karangsong, Indramayu. Karangsong Mangrove Festival pertama kali diselenggarakan pada tahun 2015 berlokasi di Pantai Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.


Yang cukup khas adalah Pantai Karangsong sendiri terbelah menjadi dua bagian yang dipisahkan sebuah kali (sungai kecil) di sebelah timur berupa pantai dan di sebelah barat adalah kawasan mangrove.

Pada saat itu diadakan penanaman mangrove bersama dengan Ibu Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan, jadilah kami naik perahu (mumpung gratis) ke kawasan mangrove.


Tempat menyebrang dengan perahu
 
Menyebrang ke kawasan ekosistem mangrove dengan Perahu

Saat memasuki anak sungai, pemandangannya cukup menawan dimana kita dikelilingi pohon mangrove yang hijau.

Pemandangan saat di Perahu
Sesampainya di lokasi kita diberikan pemandangan informasi dan larangan selama di kawasan ini. Karena ini merupakan kawasan konservasi di Indramayu. Selain itu untuk jalan-jalan disediakan juga trek dari kayu.

Pintu masuk kawasan mangrove karangsong

Trek untuk jalan-jalan di kawasan

Lokasi pembibitan mangrove
Setelah cukup jauh berjalan, akhirnya sampai di lokasi penanaman, ternyata letaknya di pinggir pantai yang menghadap ke laut. Mantap.. kalau pas beruntung bisa melihat tanker yang sedang lego jangkar di perairan laut Jawa ini

Lokasi penanaman mangrove
 
Ibu Menteri dan Ibu Bupati melakukan penanaman bersama, tentunya saya juga ikut

Setelah selesai, kami menikmati suasana sejenak dan kembali ke tempat festival menggunakan perahu. 
Perahu nelayan yang digunakan untuk transportasi kembali

Selain itu, ada kegiatan yang cukup seru yaitu demo masak bersama chef Marinka.




Transport
Untuk ke Pantai Karangsong, Indramayu bisa ditempuh melalui jalan darat langsung ke kota Indramayu dari Pantura. Bila menggunakan kereta berhenti di stasiun Jatibarang dan naik ojek ke Karangsong. Jangan lupa catat no. HP tukang ojeknya siapa tahu perlu untuk ngater balik lagi ke stasiun.



Kalau dari Cirebon bisa naik elf dan turun di bundaran kijang, dan naik ojek ke karangsong.

Kuliner
Untuk kuliner di Indramayu bisa lihat disini.

Menginap
Hotel atau penginapan di Indramayu kelasnya menurut saya melati, namun harganya setaraf bintang 2. Kalau anda merupakan pemilih dalam hal Hotel, lebih baik menginap di Cirebon, 1-1,5 jam perjalanan dari Indramayu.


So, kapan ke Indramayu..

16 July 2016

Mie Jawa Semarang dan Magelang | westborneoroad

Mie sudah menjadi salah satu makanan populer di Indonesia, ada yang instan, sampai produk premium.. bahkan mie dari Indonesia ditemukan juga di berbagai negara..

Bagi penikmat mie dan ada di Jawa, mie jawa merupakan salah satu kuliner wajib yang tidak hanya ada di Jogja yang cukup banyak koleksi kuliner mie jawa atau mie tradisional ini namun di Semarang dan di Magelang juga ada mie jawa yang menggoyang lidah..

Mie Doel Noemani, Semarang, Jawa Tengahh

Mie Godog (Rebus) Semarangan ala Doel Noemani

Mie Doel Noemani yang menjadi salah satu primadona mie jawa di Semarang ini mempunyai 3 lokasi (ada dua di Jalan Pemuda dan satu di Jalan MT Haryono depan Pertamina), dan saya sudah mencoba ketiganya.. pilihannya hanya jatuh mana warung yang nyamuknya tidak banyak, haha... karena semuanya rasanya mantap...

Karakter mie jawa ini berbeda antara mie godog dan mie goreng, untuk di semarang khasnya terdapat tambahan kekian, seperti bakwan tapi ini khas dari masakan peranakan. Karena mungkin di Semarang banyak warga peranakan dan mie menjadi salah satu favorit warga peranakan Tionghoa kemudian itu diadopsi sehingga jadilah mie yang seperti ini.

Di dalam mie godog terdapat mie kuah dengan tambahan kol dan daging ayam suwir. Kalau ingin lebih nikmat bisa tambah sate ayam yang bisa direquest untuk dibakar atau langsung hajar...

Mie Goreng Semarangan ala Doel Noemani

Mie Pak Broto, Magelang, Jawa Tengah

Beda tipis dengan Mie Jawa Semarangan,di Magelang, Jawa Tengah juga ada mie jawa yang menggoda lidah.. lokasinya dekat dengan SMA Taruna Nusantara. Ketika sudah dekat, banyak warung mie pak Broto kebetulan saya atau keluarga juga sudah mencicipi semua (dua yang di pinggir jalan besar, satu yang didalam gang)..

Bedanya hanya sedikit, kekian... lainnya ya mirip..

Mie Godog Pak Broto (extra daging) di Magelang

Kebetulan saya sempatnya malam hari ke warung ini, karena pas siang hari sudah kehabisan duluan mie pak Broto yang ada didalam gang. Namanya juga turun temurun, jadinya tetap saja dicoba mie jawa yang malam-malam.. Disini Selain itu karena di Magelang pada saat malam hari cenderung dingin, cobalah Skoteng, yang bisa menghangatkan badan.. sambil menunggu antrian mie dimasak..


Skoteng



08 July 2016

Menjelajah Pontianak saat Ramadhan | westborneoroad

Pontianak adalah kota pertama saya, dan kembali ke Pontianak setelah sekian lama beraktifitas di luar pulau Kalimantan menjadi momen tersendiri. Pada tahun 2016 ini saya bersama keluarga berkesempatan main ke Pontianak setelah cuti disetujui.

Memandangi pantulan Tugu Khatulistiwa sesaat setelah hujan


Kota dengan lambang seperti huruf Y ini (orang Pontianak tahu ndak?) sudah sangat berkembang, beda dari 13 tahun yang lampau dimana perkebunan sawit belum ramai, mall juga sudah ada dan yang sangat terasa jalanan juga sangat macet. Ternyata kota Pontianak sudah semakin terkepung oleh imbas dari pengembangan daerah.

Perjalanan dimulai dengan menggunakan pesawat pagi dari Jakarta. Kali ini kami menggunakan Citilink, karena maskapai ini menurut saya yang masuk, jadwalnya pagi sudah sampai Pontianak, dan pulangnya malam..


Waiting boarding di Bandara Soekarno Hatta

Say cheese before takeoff


Wow.... Bandara Supadio-nya sudah berubah.. gumam saya setelah landing sambil dalam hati berdegup kencang karena kembali menjejakkan kaki ke tanah kelahiran itu mempunyai rasa tersendiri.. setelah masuk bandara, ternyata yang dipikiran saya beda dengan yang saya lihat, saya lebih senang dengan arsitektur lama yang mendekati rumah adat disana. (gak usah dipikirin)..


Sampai di Pontianak tetap pagi dan tidak perlu rubah jam, karena Kalimantan Barat hanya satu-satunya propinsi di pulau kalimantan yang masing mengikuti zona Waktu Indonesia Barat (WIB). Sepanjang jalan ke kota, saya masih terpana dengan pengembangan pesatnya saya bersama keluarga langsung ke pusat kota. Di bulan ramadhan ini terlihat jelas bedanya dengan bulan-bulan lain dimana banyak bazar-bazar makanan khas ramadhan bermunculan, disitu lah nikmatnya.. saya sekalian bernostalgia juga mengenalkan makanan yang enak kepada keluarga saya..

Bakso 
Bakso merupakan makanan wajib dinikmati di Pontianak, yap… enak soalnya..bakso di Pontianak memiliki karakter yang berbeda dari bakso di lokasi lain dimana mie-nya unik yaitu mie kuning dan kwetiaw, baksonya terdiri dari bakso urat dan biasa, ada minyak bawang dan ditambah dengan kecambah yang membuat rasanya hmmm….


Bakso ini dibeli untuk persiapan buka puasa lho, walaupun buka di siang hari karena di Pontianak sendiri masyarakatnya majemuk sehingga cukup toleran.

Bakso : Bakso 21

Mie Tiaw / Kwetiaw
Tidak usah dijelaskan lagi makanan satu ini, kwetiau yang merupakan makanan yang dibawa dari kebudayaan warga peranakan / tiong hoa. Adaptasi dari kwetiaw ini dari aslinya hingga dapat dinikmati oleh masyarakat muslim sebenarnya adalah bahan bahan halal, seperti daging sapi / ayam, minyak sayur, kecap dll sehingga masyarakat muslim di Pontianak juga dapat menikmati lezatnya kwetiaw. Oya, kwetiaw disini disediakan dengan kecambah, acar, jeruk nipis dan sambal khas yang menurut saya ada cukanya. Mantap



Kwetiaw Warung Barokah

Pempek

Salah satu hasil bumi yang didapat dari sungai adalah ikan, dan olahan ikan yang terkenal adalah Pempek, ada beberapa warung pempek di Pontianak yang enak. Namun saat itu yang buka di Pempek Jl. Nurali, jadinya ya kita pesan beberapa porsi untuk buka. Kuah “cuko” pempek yang dicampur dengan ebi dan cukup pedas mempunyai cita rasa tersendiri saat masuk ke dalam mulut. Mmmmm…

Pempek Jl. Nurali

Jajanan Khas Lebaran
Saat lebaran, bagi pedagang makanan dan penikmat makanan menjadi waktu spesial karena beberapa makanan yang terbilang jarang ditemui di waktu biasa bermunculan disini.

Cakwe, makanan yang menyerupai dimsum ini mempunyai cita rasa yang membuat lidah meleleh. Kulit dimsum yang lembut diluar, dengan isian bengkuang di dalam dan diluarnya diolesi oleh minyak bawang, sungguh-sungguh membuat lidah dan otak takluk.



Saya sendiri masih belum paham, apakah ini memang adaptasi dimsum dari makanan peranakan / tionghoa dan diubah isinya agar bisa dinikmati masyarakat Pontianak? Mungki patut ditelusuri

Lemang (kalo gak salah, kalo nggak ya lepat, haha..), Makanan yang berasal dari ketan ini merupakan makanan khas Melayu (kalau tidak salah) dan memang menjadi trade mark saat lebaran.



Bingke, kue yang menyerupai pie (tapi isiannya aja yang lembut) dengan karakter manis ini menjadi salah satu menu jajanan yang sayang untuk dilewatkan.

Ngopi
Ngopi sudah menjadi ritual wajib bagi kami warga Pontianak, mungkin aktivitas ngopi sudah ada sejak lama dan dibawa oleh warga peranakan, atau bisa jadi karena dulu tidak ada mall dan sarana untuk bercengkrama bersama hanya di warung kopi yang sederhana.


Coffe 4 Unity..Thanks to all my friends..

Karena warung kopi yang tradisional tutup, jadinya saya dan teman-teman saya yang masih di Pontianak memindahkan lokasi ngopi kami ke tempat yang lebih modern. Tapi tetap, menunya kopi.

Cari Oleh-Oleh
Pulang tanpa oleh-oleh sebenarnya sudah menjadi hal biasa bagi kami, tapi karena ada salah satu makanan yang saya suka di toko oleh oleh jadinya ya sekalian cari oleh-oleh.. dibungkuslah lidah buaya dan snack Apollo dari negeri Jiran yang merupakan jajanan jaman kecil.


Kalau untuk oleh-oleh kelas kakap saya bawakan nastar "Legita", mantap.. small but beautiful..

Hot Spot, Tugu Khatulistiwa (Equator) Tugu yang dibangun pada tahun 1800an ini dua kali setahun tidak memiliki bayangan lho, tentunya berkunjung ke sini tidak boleh dilewatkan karena menjadi spot untuk mengambil gambar. Ke depan, pemerintah daerah telah mengembangkan kawasan ini menjadi lebih besar dan lebih megah.

Sebenarnya masih banyak yang ingin dinikmati di sini, seperti Bubur Pedas, Tumis Pakis, Tahu Singkawang, mendengarkan dentuman meriam karbit di pinggir sungai Kapuas. Tapi, mungkin itu lah yang dapat dijadikan alasan saya kembali ke kota ini.

Bagi anda yang ingin ke sini, saya sarankan untuk sewa kendaraan karena akan sangat membantu saat jalan-jalan..


06 July 2016

Mudik saat Idul Fitri dan kuliner wajibnya "Soto" | westborneoroad

Mudik atau pulang kampung di Indonesia yang sejatinya dilakukan untuk mengobati hausnya kerinduan terhadap keluarga atau eksistensi fisik telah menjadi ritual tahunan saat memasuki minggu terakhir bulan Ramadhan..

Pulang kampung ini juga menimbulkan rasa lainnya, kangen terhadap rekan semasa kecil, saudara hingga kuliner. Bagi kami, salah satu yang dicari tentulah kulinernya dan pilihannya jatuh pada Soto.. Bagi kami yang mempunyai tujuan sekitar Solo dan Jogja, soto favorit cukup banyak dan tidak hanya yang ditulis di blog ini saja, namun dipilih karena dekat atau searah saat mudik, yaitu..

Soto Pak Man, Semarang
Soto Ayam Pak Man yang terletak di Semarang merupakan salah satu jenis soto yang unik, dengan mangkok kecil sebagai ciri khas soto dari Kudus yang sangat melegenda, daging ayam, daun bawang dan diberi kuah bening. Mantap...

Jangan ragu-ragu untuk memesan minimal dua mangkok, karena memang porsinya kecil.. aneka makanan tambahan untuk menambah nikmat makan soto disini ada sate ayam bumbu bacem, tempe goreng, tahu goreng..

Soto Pak Harto, Kartosuro
Mendengar kata Kartosuro mungkin sudah tidak asing lagi, karena bebek goreng yang terkenal itu berasal dari daerah ini. Kota kecamatan ini menyimpan beragam kuliner mantap, salah satunya soto. Diantara beberapa soto di Kartosuro yang melegenda seperti Soto Daging Ledokan yang pernah disantap oleh Alm. Gus Dur dan Soto Babat, masih ada soto yang tidak kalah mantap di sana yaitu Soto Ayam Pak Harto.

Soto yang terletak di dekat perempatan Kartosuro arah tidak pindah-pindah dari era 90an ini tetap mempunyai cita rasa yang otentik sejak dulu...



Soto dengan daging ayam dan kuah beningnya ini memang menggoda sekali, dan spesialnya ada tambahan sate ayam yang menurut saya dimasak dengan cara di-ungkep dan mempunyai rasa cenderung asin-gurih berkebalikan dari sate ayam di warung Soto Pak Man yang manis. Saya pribadi bisa menghabiskan 2-3 tusuk sate ayam per mangkok soto, mantap..

Opini Pribadi berdasarkan lidah pribadi, kalau sudah sampai perut sama rasanya, kenyang..
 

Blog Archive

Copyright © West Borneo Road Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com