Indonesian who support traveling with family or kids, take photo and diving

02 May 2017

Traveling dengan anak perempuan, antara toilet pria dan toilet wanita

GAMPANG... Bayangan saya ketika pertama kali memesan tiket pesawat yang sedang promo nol rupiah dengan Jetstar tanpa mengikutkan istri saya pada waktu itu untuk jalan jalan ke Singapura. Hanya dengan putri saya.. Hampir 6 bulan sebelum trip dilakukan. Saya bilang gampang karena sudah tiga kali saya pernah melakukannya bersama anak saya, paling sering adalah bermain di pantai sewaktu di Yogyakarta. Tapi sedikit berbeda karena dulu masih ditemani oleh adik-adik saya.

Ada banyak alasan hingga memang perjalanan ini jadi, hingga hari H-1 pun masih saya tawarin ke anak saya, "mama ikut apa nggak?" jawabya "kita berdua aja pa, jalan-jalan". Begitulah bocah ini, kalau A ya A..

Pekerjaan berat selanjutnya adalah mencari kegiatan yang cocok untuk kami, karena yang sudah pasti baru tiket pesawat ke singapura saja, lainnya masih kosong.... Saya mulai berpikir, event apa yang akan dilakukan saat waktu kami sedang disana? Legoland, check.. walaupun harus ke Johor Bahru, anak saya doyan banget lego, birthday gift-nya dia juga... Tapi kegiatan di Singapura apa ya? Ada CNY festival di Singapura, tapi masa berhari-hari cuma lihat itu saja? Lainnya?.. Ke bird park asik kali... check.. Lari? sesuatu yang antara mungkin dan tidak mungkin, tapi akhirnya kami mendaftar juga di even lari di Safari Zoo Run 2017 di Singapore Zoo, sekali lari 3 kegiatan dilakukan.. Family Run, check..


pintu kemana saja, eh family toilet


Penerbangan

Singkat cerita, travel day pun datang juga, urusan packing baju kali ini saya maksimalkan hanya untuk 2 backpack maksimal kalau ada tas pinggang cukup satu saja, dan berhasil dipacking. Sampai di Bandara Soekarno Hatta saya dibisikin istri saya, ada dua pesannya, jangan telat makan dan nanti kalo kebelet pipis anaknya jangan ditinggal ya..? oke.. oke.. timpal saya. Pipis ya tinggal pipis aja tho..

Masih ingat masalah pesan tentang pipis dari istri saya? problematika pertama muncul ketika di pesawat anak saya belum kebelet pipis tapi saya sudah membayangkan ribetnya memilih 2 pintu masuk, gambar wanita apa gambar pria di Bandara Changi, daripada saya digebukin ibu-ibu dengan dalih anak saya perempuan, minta ditemenin pas pipis.. atau ditanyain sama anak saya, kenapa ini toiletnya bapak-bapak semua pa? huaaah..

menunggu toilet kosong


Akhirnya... Yuk kita pipis dulu di pesawat? langsung saya giring anak saya masuk ke toilet dan pipis, ini sih masih well handled lah.. tapi pusingnya adalah dia tidak mau keluar wc dan saya kebelet pipis, haha... bagaimana tipsnya? ntar dulu..

Perjalanan dan Menginap ke Kampong Glam
Sebelum ke singapura saya sudah terlebih dahulu memesan kamar untuk menginap dengan Zenrooms di Zenrooms Arab Street Hotel, sehingga kami mengarahkan perjalanan kami ke sana, naik MRT karena dia masih punya Child Pass yang masih berlaku sejak apply tahun 2015 dan saya menggunakan tiket standard, karena memang belum megang SGD dalam jumlah banyak waktu itu.

Zenrooms Arab Street ternyata letaknya tidak jauh dari MRT Bugis, satu blok setelah hotel Village Bugis. Sampai disana anak saya langsung merebahkan dirinya... asik sampai hotel...


tidur dulu pa...



Legoland
Perjalanan dari dan ke Johor Bahru untuk ke Legoland, sudah pernah jadinya tidak terlalu pusing, yang ada kami menikmati perjalanan ke sana sambil membayangkan keseruan di sana.

beetle bounce di Legoland
  
Permainan favorit anak saya di Legoland, ada dua, pertama naik ke beetle bounce, dimana kita naik ke atas dan dikejutkan dengan gerakan jatuh. Terkejutnya saya, dia pengen dua kali naik... jantung kita aja mau copot eh dia ketawa-ketawa aja. Permainan kedua yang dia suka adalah naik perahu, perahu yang bisa dikemudikan? bukan.... perahu yang naik lalu turun dan air akan nyiprat.. opo yo bahasane indonesia untuk nyiprat?..  sampai-sampai basah kuyup pun tetap gak mau ganti baju.

Lagi senang-senang main, tiba-tiba... pipis paa... hmm.. matek aku.. sambil tepok jidat (tapi ini bayangan aja) aslinya tetep kalem, haha... pintu mana yang dipilih, pria? wanita? beruntungnya ada family toilet... ya uwis, langsung masuk trus kunci pintu... aman...

Masalah Imigrasi
Baru kali ini ruwet, masuk singapura lewat changi kami diberikan jalur khusus yang sebenarnya jalur untuk pemegang paspor singapura, entah kenapa oleh petugas imigrasi anak saya gak scan sidik jari, karena dibolehkan lewat ya udah ya.. lanjut aja.. Pun begitu saat mau ke Johor, anak saya gak discan sidik jarinya, cuma ditanya ini anaknya? siapa namanya? saya jawab apa adanya dan tujuannya untuk apa.. immigration clear..

Eh, tiba-tiba pas kembali masuk ke Singapura via 2nd link, lamaaa banget di meja imigrasi, anak saya juga disuruh scan fingerprint, ditanya-tanya pula ibunya mana? gak ikut, just two of us... tiba-tiba dia nyeletuk, kalau memang tidak bisa nanti tidak dikasih ijin masuk... iki opo meneeh??... terus membawa kami ke kantor imigrasi. Encik ikut ke office...

Masuk kantor imigrasi kami disuruh mengantri ke meja imigrasi khusus, seperti bawa apa aja... ditambah disebelah saya warga Malaysia tidak diperkenankan masuk.. wealaaah..

Tibalah saat kami dipanggil, ternyata permasalahannya adalah sidik jari anak saya hitam semua.. untung saja petugas yang di kantor gak seserem yang di jalur, dicek tangan anak saya.. ada alur sidik jarinya, tetapi kenapa pas discan hitam terus, gosok-gosok scanner pakai tissue, tetap gak bisa.. ternyata pas percobaan ketiga tanpa dibantu ditekan oleh saya malah berhasil.. oalaah..

Setelah paspornya dicap, anak saya masih kebingungan, kenapa tadi... Pelajaran berharganya adalah, kehadiran ibu mungkin sangat membantu ketika perjalanan seperti ini, paling tidak petugas imigrasi tersebut percaya bahwa ada bapak-bapak bawa anak perempuan ini sedang jalan-jalan beneran, bukan sedang bawa lari anak orang...

senyum malu setelah masuk Singapura kembali, sambil cerita masalah scanning jari


Family Run dan ke Jurong Bird Park
Akhirnya tiba, hari dimana kami akan melakukan aktifitas baru.. family run.. di Singapore Zoo, tepatnya family dash, cepet-cepetan sampai finish. Jaraknya 2,5 km tetap dua koma lima kilometer, gak bisa berubah jadi satu kilometer, seperti yang dikatakan oleh pembawa acara lari. Iya juga ya.. buat anak saya tentunya perlu ekstra makanan atau minuman, yang repot tetap bapaknya bawa tas, bawa kamera, haha.. Sebelum mulai lari, kami harus ke bagian informasi karena kami bukan warga lokal sehingga pengambilan baju lari dan nomor dada harus pada hari pelaksanaan, setelah dapat kami mencari lagi toilet, toilet apa? family toilet kali ini.. aman...

Family Dash


Sekali lagi dia ternyata membuktikan bahwa 2,5 km bisa dilaluinya selepas dulu jalan kaki cari restoran Upin Ipin di Selangor, Malaysia, tapi kalo ditambah jaraknya ya urusan bapaknya.. maksudnya gendooong pa... setelah selesai sampai finis dan mau mutar-mutar di sekitar Singapore Zoo dan River Safari ya jalan campur gendong, gempor.. gempor... bapakmu dik... dan ini masih berlanjut ketika sore hari kami ke Jurong Bird Park. Dengan kontur yang naik turun, anak saya cuma kuat sampai beberapa spot, pulangnya digendoong..

Di Jurong Bird Park, anak saya mencoba memberi makan pinguin dan menonton show burung. Ada peristiwa unik ketika mencari si Sunny, Hornbill yang didukung anak saya ketika family run, gak jauh-jauh dari toilet.. saya tahu di sana ada toilet untuk pria, wanita dan lansia/disabilitas. Pas anak saya kebelet, untung saja toilet tidak jauh, tapi sialnya toilet lansia atau penyandang disabilitas ini rusak. Mau tak mau ya ke toilet laki-laki... "Dik, tutup mata.. kita masuk toilet laki-laki, kamu gak boleh lihat" dan saya giring ke kloset duduk.. aman.. keluarnya juga begitu "tutup lagi matanya".. aman..

Menemani di Masjid
Salah satu hari di itenary kami adalah hari Jumat, yang artinya saya harus membawanya ikut ke masjid, diapun mengangguk setuju. Kali ini sholat Jumat di Masjid Al Mukminin, sekitar Jurong East MRT.


ke Masjid

Tidak hanya saat jumat saja, ketika kami bertemu dengan rekan saya yang bermukim di Singapura, kami juga menyempatkan sholat maghrib di Masjid Molana Mohamed Ali, masjid bawah tanah sekitar area Clarke Quay, dekat Merlion, dekat MRT Raffles Place.


Laporan

tosss..


"Kami lagi di bus..." 
"Kami lagi siap siap tidur..."
"Bentar ya video call-nya, ini lagi cari makan nasi dulu.."

Kalimat-kalimat laporan yang sering saya kirimkan via daring ke istri saya..

Di perjalanan inilah kembali sisi romantisme (kepaksa) muncul, bukannya sok gak romantis, tapi perjalanan ini juga yang membuat saya harus laporan setiap hari setiap ada kesempatan ke emaknya anak saya, bahasa kerennya... update....

Sebuah kegiatan yang sudah jarang saya lakukan, seingat saya itu jaman jadul pas lagi awal-awal sehabis nandatangani berkas KUA.. dulu, tiap hari laporan, walaupun cuma tulisan "aku lagi makan", haha... itu pun jam 1 pagi...


Pulang
Sampai juga di hari terakhir, kami menggunakan Tigerair untuk pulang ke Indonesia, sengaja saya pipiskan dulu di hotel, tidak di bandara dan tidak juga di pesawat. Ketika sampai di bandara dan melihat ibunya, dia langsung lari.. cium-cium ibunya, akhirnya minta pipis sambil bertukar cerita.. Batin saya "worthed banget buatmu dik.. semoga kamu senang... dan bangga.. karena aku bapakmu"... cieee...

big hug..

Recap
Jalan-jalan hanya anak perempuan dan hanya dengan bapaknya tentu saja bisa dilakukan, bahkan dengan menggunakan angkutan umum sekalipun. Untuk toilet tentunya ada prioritasnya, utamakan menggunakan toilet keluarga / campur, kedua baru toilet pria, dan hindari toilet wanita.. kecuali pengen ditabok..  Nah, apabila juga kebelet kebelet nyari tips kalo bapaknya pipis dan dia di dalam toilet juga, minta anaknya untuk memegang sesuatu yang berlawanan arah, sehingga tidak dapat melihat kita, misal handle pintu dan memintanya melihat tangannya sendiri, gak boleh ngintip, haha... atau ditutup saputangan.. paling ditanyain "kok gak jongkok pa?" garuk garuk kepala..

Untuk urusan imigrasi, selagi tidak ada masalah atau problem khusus, menurut saya gak masalah, kejadian kami sebelumnya bisa menjadi pelajaran buat kami kedepan saat fingerprint scan.

Jika anda berpikir kalau istri saya menikmati me time-nya, memang benar. Tapi semuanya untuk dia? tentu tidak.. Anda yang ibu-ibu pasti tahu apa prioritasnya kan?.. Berfikir mau mengulang kembali? Ya, tentu saja, apalagi kalau ada ibunya, lebih enak lagi... ya kan pak? wong nggak nggendong... lariii... saya mau ditimpuk ibu-ibu..

Jika anda bertanya apakah ada yang berubah setelah perjalanan ini? Orang inggris bilang "Absolutely Yes..." Ada.. kepercayaan anak terhadap si bapak meningkat, hehe... sambil angkat kerah baju..


***

Diposting pertama kali tanggal 2 Mei sebagai posting ke 101 blog westborneoroad untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.. Dan untuk seseorang pria yang mengajarkan saya mendidik anak melalui jalan-jalan.


2 comments:

  1. Saya baru tau di luar negeri ada toilet keluarga.. enak ya kalau di Indonesia gitu hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, iya mbak.. semoga di Indonesia bisa juga meningkatkan kualitas fasilitas umumnya terutama di area pariwisata.

      Delete

Copyright © West Borneo Road Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com