Indonesian who support traveling with family or kids, take photo and diving

28 May 2017

Naik Bus dari Bandara KLIA2 ke KL

Merencanakan jalan-jalan ke kota Kuala Lumpur tentunya mengasyikkan, apalagi dengan label "backpacker", pilihannya mungkin jatuh kepada maskapai LCC yang kalau mendarat di kuala lumpur akan parkir di KLIA2.

Untuk dari KLIA2 ke pusat kota Kuala Lumpur ada beberapa moda transportasi umum, yang cepat ada kereta KLIA Express atau KLIA Transit yang cuma sekitar setengah jam perjalanan sudah sampai di pusat kota. Kedua dengan bus, yang lainnya bisa dengan taksi atau dengan taksi online.

Setelah sebelumnya dari KLIA ke kota naik bus, kali ini saya memilih juga menggunakan bus dari KLIA2 ke KL Sentral. Bagaimana caranya? 

1. Ke Lantai 1, Transportation Hub
KLIA2 adalah salah satu bandara dengan terminal modern dan terintegrasi, saking terintegrasinya untuk mencapai ke transportation hub perlu tenaga ekstra, cukup jauh.. Apalagi kali itu pesawatnya parkir di gate Q kalau gak salah, jadi setelah turun pesawat, harus naik jembatan layang yang kalau beruntung kita bisa melihat pesawat lewat dibawah kita, lalu kita baru sampai di arrival hall.

Masuk Gateway @KLIA2

Keluar dari arrival hall, suasana lebih menyenangkan karena KLIA2 ini mengusung konsep mall di bandara sehingga terkesan bukan sedang di bandara, tapi sedang di mall. Untuk ke lantai 1 kita jalan saja terus sambil mengikuti arah ke tempat Bus (Bas dalam bahasa Malaysia).

Lift ke Lantai 1, Transportation Hub KLIA2

Untuk turun, ada lift yang disediakan, tempatnya agak tersembunyi.

2. Membeli Tiket Bus di Loket
Ada dua lokasi loket, di lantai 2 sebelum masuk ke area mall dan satu lagi di area transportation hub. Saya sempat bertanya di lantai 2, apakah bisa beli di bawah? bisa.. jadinya saya tetap beli di bawah,sebenarnya karena belum bawa ringgit, hehe...


Loket Bus di Hall Transportation Hub

Biaya dari KLIA2 ke KL Sentral per orang adalah 12 Ringgit, jadi siapkan uangnya yaa..

3. Naik bus di Berth A05 / A06
Bus yang tertera di tiket saya ternyata parkir di Berth A06 (tempat parkir A06), petugas konter langsung mengarahkan saya untuk keluar melewati pintu nomor 2, dan ternyata bus sudah hampir penuh, jom naik..

Aerobus dengan jurusan KLIA2 - KL Sentral


Bus yang melayani jurusan ke KL Sentral adalah Aerobus

4. Menikmati perjalanan dan turun di KL Sentral
Perjalanan ke KL Sentral membutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam tergantung pada kondisi jalan raya pada saat itu.. kalau pas ada even lari seperti Standard Chartered KL Marathon yang melewati area sekitar KL Sentral tentunya akan ada imbas kemacetan.

Suasana di dalam bus, siapa cepat dia dapat tempat duduk


5. Naik ke hall KL Sentral Station
Sudah sampai dan sudah turun, jangan lupa cek bagasi apakah ada yang tertinggal?
Kalau sudah lengkap semua, bus berhenti di basement KL Sentral. Untuk naik kereta / LRT / monorel perlu naik tangga / eskalator dulu ke hall KL Sentral.

Hall Stasiun KL Sentral

Kalau mau naik bus dari KLIA ke KL Sentral bisa lihat disini, sedangkan kalau mau merencanakan naik LRT di Kuala Lumpur bisa lihat tipsnya disini. Nah kalau mau naik taksi atau melanjutkan dengan bus kota (GoKL) bisa menunggu di halte yang berada di depan pitu KL Sentral, bukan pintu mall lho...

tempat menunggu bus GoKL atau taksi


Selain itu banyak yang bertanya ke saya, bagaimana cara ke China Town (Pudu Raya) dari KLIA2, pertama-tama anda harus cek dulu di web bus yang dari/ke KLIA2, di web http://www.klia.com.my. dan bertanya ke loket. Kalau ternyata tidak ada ke jurusan Pudu Raya maka ada beberapa alternatif :

  • Naik bus ke KLIA, sekitar RM3, lalu naik bus ke Pudu Raya itu Star Shuttle (cek di starwira.com)
  • Naik saja bus KLIA2-KL Sentral lalu naik MRT dari KL Sentral ke Stasiun Pasar Seni untuk ke China Town karena lebih dekat, sedangkan kalau mau ke Pudu Raya, turun di Stasiun Masjid Jamek / Stasiun Pasar Seni, karena di jauhnya jalan kaki sama. Bisa saja naik bus GoKL ungu (tapi mutar-mutar karena dari KL Sentral harus naik GoKL merah, biru lalu ungu).



Selamat berlibur di Kuala Lumpur..


23 May 2017

Berlari Half Marathon di Standard Chartered KL Marathon

"This is my first running event outside Indonesia.."

Run For A Reason at Standard Chartered KL Marathon 2017

Ya, Kuala Lumpur Marathon 2017 merupakan even lari yang pertama kali saya ikuti di luar wilayah Indonesia, padahal awalnya saya tidak terlalu mau berpartisipasi mengingat lari hanya antusiasme sesaat aja, tetapi ketika melihat historis bahwa KL Marathon merupakan salah satu diantara even lari tertua di Asia Tenggara, tidak ada salahnya saya ikut, tapi pas mau daftar ternyata langsung sold out, habis...

20 May 2017

Naik Bus ke Singapore Zoo dan River Safari

Sebelumnya saya dan putri saya merencanakan untuk mengikuti Safari Zoo Run yang diadakan di Singapore Zoo, pas lihat peta ternyata cukup jauh juga dari pusat kota, tepatnya dari Zenrooms Arab St. tempat kami menginap selama di Singapura.

Ang Mo Kio bus terminal
 
Beruntungnya, pemerintah Singapura mengatur begitu detail transportasi publik seperti gabungan MRT dan bus untuk ke Singapore Zoo. Bagaimana cara ke Singapore Zoo atau River Safari yang berada di kawasan yang sama?

13 May 2017

Serba Serbi Makanan Maskapai Budget

Bagi yang mungkin sering terbang atau naik pesawat dengan maskapai full services tentunya tidak asing dengan layanan inflight meal, atau makanan selama terbang, kalau di Indonesia seperti maskapai Garuda Indonesia, Batik Air. Sesuai dengan kelasnya, maskapai full services akan memberikan makanan dan minuman yang bisa dipilih untuk dinikmati selama penerbangan dan harganya sudah termasuk dalam tiket yang harus dibayar sebelum terbang.

Namun, diluar maskapai full services, terdapat maskapai budget atau kerennya disebut Low Cost Carrier yang konsepnya sedikit berbeda dengan What You Pay is What You Get. Intinya kamu dapat apa yang kamu bayar, kalau mau ini dan itu ya bayar lagi. Tujuannya jelas, untuk mengurangi budget penumpang hanya untuk terbang.

Salah satu yang diharuskan membayar lebih daripada harga standar adalah masalah makanan selama penerbangan bagi maskapai budget, beberapa maskapai telah membuat beberapa signature dish mereka sendiri sebagai strategi LCC. Seperti kata William Wongso, pakar makanan yang pernah memberikan masukannya untuk inflight meal Garuda Indonesia, "menyediakan makanan untuk penerbangan itu tidak mudah karena tidak seperti rumah makan, dan makanannya yang disajikan pun harus mempunyai identitas tersendiri."

Nah, anda mau terbang dengan LCC dengan dan memesan makanan? Dengan tujuan agar anak tidak rewel dan lebih menikmati penerbangan? Bingung memilih apa makanannya yang akan dipesan? Berikut beberapa makanan yang pernah kami coba selama terbang dengan LCC.

Jetstar Asia
Jetstar Asia yang homebase-nya di Singapura menawarkan beberapa menu halal sewaktu terbang, saya dan anak saya terbang dari Jakarta ke Singapura saat itu, salah satu signature dish mereka yang pernah kami coba adalah Nasi Ayam Singapura, makakan tradisional Tiongkok yang cukup terkenal di Singapura. Nasi hangat yang termasuk menu halal ini disajikan bersama potongan daging ayam yang diberi saus khusus serta sayuran yang dikukus. Cukup Oriental rasanya dan tidak pedas, kalau mau pedas bisa tambah lada yang diberikan cuma-cuma oleh pramugari. Kurang pedes tabok pipimu dewe..

Nasi Ayam dari Jetstar

Untuk mendapatkan hidangan ini, anda harus memesan terlebih dahulu saat booking, apabila masih kategori standar anda harus upgrade sedikit dengan menambah makanan. Selain itu, Jetstar juga memberikan minuman hangat untuk pendamping, saya pilih teh saat itu dan juga diberi satu botol air mineral... lumayan membantu, karena nasi panas, teh panas, bibir jontor kalau dihajar semua...

06 May 2017

Bye My Travelmate, HTC : Pesona Tebing Pantai Gesing

Istri saya bilang, "life cyclenya udah abis, relakan saja.."

Tapi tetap saja saya berusaha untuk menghidupkannya kembali, tangan saya sudah terlanjur lengket dengan ponsel pintar satu ini. Disokong update resmi dari HTC yang terus menerus datang sampai yang terakhir android Marshmallow pun masih dapat dijejalinya.

Mengambil lirik salah satu lagu Avril Lavigne, You're always there, you're everywhere... But right now I wish you were here.. Berharap kembali.. Kehilangan salah satu travelmate ini mengingatkan saya salah satu kamera saya, Coolpix 5400, di jamannya udah jagoan, tersapu oleh ombak pantai Parangtritis.. lha iki gantian ning Gesing, jiaaan.. masih sama-sama daerah selatan Jogja..

Sebelum dia tidak bisa hidup lagi, sempat saya mengabadikan beberapa kegiatan berbeda di Pantai Gesing, pantai sebelah selatan Jogja yang mempunyai tebing-tebing terjal. Ide ini diinisiasi oleh adik saya, yang hobinya rock fishing di daerah ini karena ketika mencoba bermain pasir di Pantai Gesing seperti kujungan kami sebelumnya, ombak cukup tinggi sehingga disarankan untuk tidak bermain pasir di pantai.

wooow...

02 May 2017

Traveling dengan anak perempuan, antara toilet pria dan toilet wanita

GAMPANG... Bayangan saya ketika pertama kali memesan tiket pesawat yang sedang promo nol rupiah dengan Jetstar tanpa mengikutkan istri saya pada waktu itu untuk jalan jalan ke Singapura. Hanya dengan putri saya.. Hampir 6 bulan sebelum trip dilakukan. Saya bilang gampang karena sudah tiga kali saya pernah melakukannya bersama anak saya, paling sering adalah bermain di pantai sewaktu di Yogyakarta. Tapi sedikit berbeda karena dulu masih ditemani oleh adik-adik saya.

Ada banyak alasan hingga memang perjalanan ini jadi, hingga hari H-1 pun masih saya tawarin ke anak saya, "mama ikut apa nggak?" jawabya "kita berdua aja pa, jalan-jalan". Begitulah bocah ini, kalau A ya A..

Pekerjaan berat selanjutnya adalah mencari kegiatan yang cocok untuk kami, karena yang sudah pasti baru tiket pesawat ke singapura saja, lainnya masih kosong.... Saya mulai berpikir, event apa yang akan dilakukan saat waktu kami sedang disana? Legoland, check.. walaupun harus ke Johor Bahru, anak saya doyan banget lego, birthday gift-nya dia juga... Tapi kegiatan di Singapura apa ya? Ada CNY festival di Singapura, tapi masa berhari-hari cuma lihat itu saja? Lainnya?.. Ke bird park asik kali... check.. Lari? sesuatu yang antara mungkin dan tidak mungkin, tapi akhirnya kami mendaftar juga di even lari di Safari Zoo Run 2017 di Singapore Zoo, sekali lari 3 kegiatan dilakukan.. Family Run, check..


pintu kemana saja, eh family toilet


Penerbangan

Singkat cerita, travel day pun datang juga, urusan packing baju kali ini saya maksimalkan hanya untuk 2 backpack maksimal kalau ada tas pinggang cukup satu saja, dan berhasil dipacking. Sampai di Bandara Soekarno Hatta saya dibisikin istri saya, ada dua pesannya, jangan telat makan dan nanti kalo kebelet pipis anaknya jangan ditinggal ya..? oke.. oke.. timpal saya. Pipis ya tinggal pipis aja tho..

Masih ingat masalah pesan tentang pipis dari istri saya? problematika pertama muncul ketika di pesawat anak saya belum kebelet pipis tapi saya sudah membayangkan ribetnya memilih 2 pintu masuk, gambar wanita apa gambar pria di Bandara Changi, daripada saya digebukin ibu-ibu dengan dalih anak saya perempuan, minta ditemenin pas pipis.. atau ditanyain sama anak saya, kenapa ini toiletnya bapak-bapak semua pa? huaaah..

menunggu toilet kosong


Akhirnya... Yuk kita pipis dulu di pesawat? langsung saya giring anak saya masuk ke toilet dan pipis, ini sih masih well handled lah.. tapi pusingnya adalah dia tidak mau keluar wc dan saya kebelet pipis, haha... bagaimana tipsnya? ntar dulu..

Perjalanan dan Menginap ke Kampong Glam
Sebelum ke singapura saya sudah terlebih dahulu memesan kamar untuk menginap dengan Zenrooms di Zenrooms Arab Street Hotel, sehingga kami mengarahkan perjalanan kami ke sana, naik MRT karena dia masih punya Child Pass yang masih berlaku sejak apply tahun 2015 dan saya menggunakan tiket standard, karena memang belum megang SGD dalam jumlah banyak waktu itu.

Zenrooms Arab Street ternyata letaknya tidak jauh dari MRT Bugis, satu blok setelah hotel Village Bugis. Sampai disana anak saya langsung merebahkan dirinya... asik sampai hotel...


tidur dulu pa...



Legoland
Perjalanan dari dan ke Johor Bahru untuk ke Legoland, sudah pernah jadinya tidak terlalu pusing, yang ada kami menikmati perjalanan ke sana sambil membayangkan keseruan di sana.

beetle bounce di Legoland
  
Permainan favorit anak saya di Legoland, ada dua, pertama naik ke beetle bounce, dimana kita naik ke atas dan dikejutkan dengan gerakan jatuh. Terkejutnya saya, dia pengen dua kali naik... jantung kita aja mau copot eh dia ketawa-ketawa aja. Permainan kedua yang dia suka adalah naik perahu, perahu yang bisa dikemudikan? bukan.... perahu yang naik lalu turun dan air akan nyiprat.. opo yo bahasane indonesia untuk nyiprat?..  sampai-sampai basah kuyup pun tetap gak mau ganti baju.

Lagi senang-senang main, tiba-tiba... pipis paa... hmm.. matek aku.. sambil tepok jidat (tapi ini bayangan aja) aslinya tetep kalem, haha... pintu mana yang dipilih, pria? wanita? beruntungnya ada family toilet... ya uwis, langsung masuk trus kunci pintu... aman...

Masalah Imigrasi
Baru kali ini ruwet, masuk singapura lewat changi kami diberikan jalur khusus yang sebenarnya jalur untuk pemegang paspor singapura, entah kenapa oleh petugas imigrasi anak saya gak scan sidik jari, karena dibolehkan lewat ya udah ya.. lanjut aja.. Pun begitu saat mau ke Johor, anak saya gak discan sidik jarinya, cuma ditanya ini anaknya? siapa namanya? saya jawab apa adanya dan tujuannya untuk apa.. immigration clear..

Eh, tiba-tiba pas kembali masuk ke Singapura via 2nd link, lamaaa banget di meja imigrasi, anak saya juga disuruh scan fingerprint, ditanya-tanya pula ibunya mana? gak ikut, just two of us... tiba-tiba dia nyeletuk, kalau memang tidak bisa nanti tidak dikasih ijin masuk... iki opo meneeh??... terus membawa kami ke kantor imigrasi. Encik ikut ke office...

Masuk kantor imigrasi kami disuruh mengantri ke meja imigrasi khusus, seperti bawa apa aja... ditambah disebelah saya warga Malaysia tidak diperkenankan masuk.. wealaaah..

Tibalah saat kami dipanggil, ternyata permasalahannya adalah sidik jari anak saya hitam semua.. untung saja petugas yang di kantor gak seserem yang di jalur, dicek tangan anak saya.. ada alur sidik jarinya, tetapi kenapa pas discan hitam terus, gosok-gosok scanner pakai tissue, tetap gak bisa.. ternyata pas percobaan ketiga tanpa dibantu ditekan oleh saya malah berhasil.. oalaah..

Setelah paspornya dicap, anak saya masih kebingungan, kenapa tadi... Pelajaran berharganya adalah, kehadiran ibu mungkin sangat membantu ketika perjalanan seperti ini, paling tidak petugas imigrasi tersebut percaya bahwa ada bapak-bapak bawa anak perempuan ini sedang jalan-jalan beneran, bukan sedang bawa lari anak orang...

senyum malu setelah masuk Singapura kembali, sambil cerita masalah scanning jari


Family Run dan ke Jurong Bird Park
Akhirnya tiba, hari dimana kami akan melakukan aktifitas baru.. family run.. di Singapore Zoo, tepatnya family dash, cepet-cepetan sampai finish. Jaraknya 2,5 km tetap dua koma lima kilometer, gak bisa berubah jadi satu kilometer, seperti yang dikatakan oleh pembawa acara lari. Iya juga ya.. buat anak saya tentunya perlu ekstra makanan atau minuman, yang repot tetap bapaknya bawa tas, bawa kamera, haha.. Sebelum mulai lari, kami harus ke bagian informasi karena kami bukan warga lokal sehingga pengambilan baju lari dan nomor dada harus pada hari pelaksanaan, setelah dapat kami mencari lagi toilet, toilet apa? family toilet kali ini.. aman...

Family Dash


Sekali lagi dia ternyata membuktikan bahwa 2,5 km bisa dilaluinya selepas dulu jalan kaki cari restoran Upin Ipin di Selangor, Malaysia, tapi kalo ditambah jaraknya ya urusan bapaknya.. maksudnya gendooong pa... setelah selesai sampai finis dan mau mutar-mutar di sekitar Singapore Zoo dan River Safari ya jalan campur gendong, gempor.. gempor... bapakmu dik... dan ini masih berlanjut ketika sore hari kami ke Jurong Bird Park. Dengan kontur yang naik turun, anak saya cuma kuat sampai beberapa spot, pulangnya digendoong..

Di Jurong Bird Park, anak saya mencoba memberi makan pinguin dan menonton show burung. Ada peristiwa unik ketika mencari si Sunny, Hornbill yang didukung anak saya ketika family run, gak jauh-jauh dari toilet.. saya tahu di sana ada toilet untuk pria, wanita dan lansia/disabilitas. Pas anak saya kebelet, untung saja toilet tidak jauh, tapi sialnya toilet lansia atau penyandang disabilitas ini rusak. Mau tak mau ya ke toilet laki-laki... "Dik, tutup mata.. kita masuk toilet laki-laki, kamu gak boleh lihat" dan saya giring ke kloset duduk.. aman.. keluarnya juga begitu "tutup lagi matanya".. aman..

Menemani di Masjid
Salah satu hari di itenary kami adalah hari Jumat, yang artinya saya harus membawanya ikut ke masjid, diapun mengangguk setuju. Kali ini sholat Jumat di Masjid Al Mukminin, sekitar Jurong East MRT.


ke Masjid

Tidak hanya saat jumat saja, ketika kami bertemu dengan rekan saya yang bermukim di Singapura, kami juga menyempatkan sholat maghrib di Masjid Molana Mohamed Ali, masjid bawah tanah sekitar area Clarke Quay, dekat Merlion, dekat MRT Raffles Place.


Laporan

tosss..


"Kami lagi di bus..." 
"Kami lagi siap siap tidur..."
"Bentar ya video call-nya, ini lagi cari makan nasi dulu.."

Kalimat-kalimat laporan yang sering saya kirimkan via daring ke istri saya..

Di perjalanan inilah kembali sisi romantisme (kepaksa) muncul, bukannya sok gak romantis, tapi perjalanan ini juga yang membuat saya harus laporan setiap hari setiap ada kesempatan ke emaknya anak saya, bahasa kerennya... update....

Sebuah kegiatan yang sudah jarang saya lakukan, seingat saya itu jaman jadul pas lagi awal-awal sehabis nandatangani berkas KUA.. dulu, tiap hari laporan, walaupun cuma tulisan "aku lagi makan", haha... itu pun jam 1 pagi...


Pulang
Sampai juga di hari terakhir, kami menggunakan Tigerair untuk pulang ke Indonesia, sengaja saya pipiskan dulu di hotel, tidak di bandara dan tidak juga di pesawat. Ketika sampai di bandara dan melihat ibunya, dia langsung lari.. cium-cium ibunya, akhirnya minta pipis sambil bertukar cerita.. Batin saya "worthed banget buatmu dik.. semoga kamu senang... dan bangga.. karena aku bapakmu"... cieee...

big hug..

Recap
Jalan-jalan hanya anak perempuan dan hanya dengan bapaknya tentu saja bisa dilakukan, bahkan dengan menggunakan angkutan umum sekalipun. Untuk toilet tentunya ada prioritasnya, utamakan menggunakan toilet keluarga / campur, kedua baru toilet pria, dan hindari toilet wanita.. kecuali pengen ditabok..  Nah, apabila juga kebelet kebelet nyari tips kalo bapaknya pipis dan dia di dalam toilet juga, minta anaknya untuk memegang sesuatu yang berlawanan arah, sehingga tidak dapat melihat kita, misal handle pintu dan memintanya melihat tangannya sendiri, gak boleh ngintip, haha... atau ditutup saputangan.. paling ditanyain "kok gak jongkok pa?" garuk garuk kepala..

Untuk urusan imigrasi, selagi tidak ada masalah atau problem khusus, menurut saya gak masalah, kejadian kami sebelumnya bisa menjadi pelajaran buat kami kedepan saat fingerprint scan.

Jika anda berpikir kalau istri saya menikmati me time-nya, memang benar. Tapi semuanya untuk dia? tentu tidak.. Anda yang ibu-ibu pasti tahu apa prioritasnya kan?.. Berfikir mau mengulang kembali? Ya, tentu saja, apalagi kalau ada ibunya, lebih enak lagi... ya kan pak? wong nggak nggendong... lariii... saya mau ditimpuk ibu-ibu..

Jika anda bertanya apakah ada yang berubah setelah perjalanan ini? Orang inggris bilang "Absolutely Yes..." Ada.. kepercayaan anak terhadap si bapak meningkat, hehe... sambil angkat kerah baju..


***

Diposting pertama kali tanggal 2 Mei sebagai posting ke 101 blog westborneoroad untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.. Dan untuk seseorang pria yang mengajarkan saya mendidik anak melalui jalan-jalan.


Copyright © West Borneo Road Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com