Setelah melaksanakan ziarah di Madinah, tibalah kami pada perjalanan panjang berkutnya dari Madinah ke Makkah, dan diawali dengan proses mengambil niat umrah. Niat Umrah (miqat) sendiri diambil pada tempat-tempat yang telah ditentukan sesuai dengan lokasi datangnya jamaah umrah. Karena kami dari Madinah, kami mengambil niat umrah di masjid Bir Ali yang terletak di pinggiran kota Madinah. Masjidnya cukup besar untuk menampung jamaah yang akan melakukan niat umrah. Setelah selesai prosesi mengambil niat di masjid yang juga bernama Dzul Hulaifah ini, kami kembali ke Bus dan mengulangi niat umrah serta berjalan selama 6 jam ke Makkah.
Setelah cukup lama berjalan melihat gurun yang luas, tak terasa sudah masuk waktu Maghrib, bus pun menepi di sekitar 120 km lagi menuju Makkah di sebuah rest area. Di sini kami sholat maghrib dan sekalian isya karena menurut pembimbing perjalanan menuju makkah masih cukup lama dan masih perlu menurunkan barang serta makan malam. Ternyata tidak hanya grup kami yang berhenti di sana, banyak grup lain yang juga berisitirahat sejenak, makan camilan, ke kamar kecil juga sholat. Uniknya kami melihat keluarga bangsa arab yang ternyata model beristirahatnya itu di area berpagar, mobil masuk di situ dan mereka menggelar tikar, makan bersama di tikar tersebut.
Setelah cukup beristirahat dan menunaikan sholat, kami berangkat lagi menuju Makkah. Tepatnya ke distrik Ajyad, tempat kami menginap, sekitar 600 meter dari Masjidil Haram. Sesampainya di hotel kami makan malam (yang ternyata dilayani oleh orang Indonesia dan catering asli Indonesia), membongkar barang bawaan dan beristirahat sejenak sebelum tawaf dan sai pada umrah pertama ini. Tentunya masih berpakaian ihram.
Tiba saat tawaf, kami mulai sekitar jam 23.00 dan selesai sai sekitar jam 3 pagi, memang cukup melelahkan dan menguras fisik. Salah satu jamaah di grup kami meninggal setelah mengeluh capek pada hari ketiga kami di Makkah, kemudian beliau dimakamkan di Makkah dan juga disholatkan di Masjidil Haram. Suatu rezeki yang menurut saya tidak bisa diduga-duga.. dan travel umroh kami membantu semuanya..
Suasana Kajian |
Karena jarak hotel kami cukup lumayan ke Masjidil Haram, sehingga kami menandai waktu sebelum masuk waktu sholat.. terdapat 2 kali cek mic untuk adzan, terdengar seperti fiuh… dan ini dilakukan berbeda waktu. Waktu pertama sekitar 20 menit sebelum masuk waktu adzan dan cek mik kedua dilakukan sekitar 10 menit sebelum waktu adzan.
Kami harus bergegas pergi bila ingin berada di area pelataran Ka’bah setelah cek mic pertama dilakukan. Karena kalau tidak pintu-pintu pasti sudah ditutup. Bila sudah ditutup, jangan paksakan untuk masuk karena tidak mungkin dibuka, segera cari tempat sholat yang lain.
Ka'bah, dari sisi Pintu Ka'bah |
Kami harus bergegas pergi bila ingin berada di area pelataran Ka’bah setelah cek mic pertama dilakukan. Karena kalau tidak pintu-pintu pasti sudah ditutup. Bila sudah ditutup, jangan paksakan untuk masuk karena tidak mungkin dibuka, segera cari tempat sholat yang lain.
Ka'bah sedang dibersihkan |
Baca : 7 tips persiapan umroh
Sekitar Makkah
Jadwal umrah kami 3 kali sehingga selama 6 hari di Makkah kami tiap 2 hari melakukan umrah, disela-sela itu kami gunakan untuk ke Masjidil Haram dan jalan-jalan di sekitar Masjidil Haram. Tidak hanya di sekitar Masjidil Haram, kami berkunjung ke dareah Jabal Rahmah, daerah Mina lalu mengambil niat umrah di Masjid Ji’ranah yang dahulu di sekitar itu terdapat sumur yang dapat menyembuhkan penyakit, namun saat ini telah ditutup untuk umum. Kemudian kami melihat Jabal Nur, Peternakan Unta, Museum Ka’bah dan mengambil niat umrah ketiga di masjid daerah Hudaibiah.
Jabal Nur, dari kejauhan |
Jabal Rahmah, di Daerah Arafat |
Memandang Ka’bah langsung sangat membuat saya terpana, kagum sehingga tidak banyak yang saya ungkapkan. Dua hal yang sangat tidak dapat dilupakan adalah pada saat shubuh imam membaca ayat sajadah dan di akhir ayat itu semua orang yang paham artinya langsung sujud, saya masih rukuk, namun setelah sadar langsung sujud, kemudian sholat dilajutkan. yang kedua saat alunan surat Ar-Rahman dibacakan pada salah satu shalat, membuat kami merinding.
Setelah selesai rangkaian umrah, kami bertolak ke Jeddah untuk kembali ke Indonesia.
Laser dari Jam Besar |
Tips :
- Bawa terus sandalmu dengan plastik yang disediakan di depan pintu, jangan taruh di tempat sandal bila lama, akan diambil pasukan plastik biru
- Tetap waspada, terutama bagi wanita wajib bersama mahrammya
- Jika anda di Indonesia masuk masjid aja lepas sandal, masa masuk Masjidil Haram enggak lepas sandal?
- Kurangi bersenda gurau dengan teman satu grup umrah
- Fokuskan beribadah yang mampu dilakukan tanpa berdesakan
Peta Sekitar Masjidil Haram |
Perjalanan di Madinah
wah bagus banget nih perjalannya.. mantap
ReplyDeleteterima kasih
Delete