Indonesian who support traveling with family or kids, take photo and diving

01 October 2016

Pantai pasir putih di Bau-Bau, Buton, Sulawesi Tenggara

Tidak sengaja saat saya sedang membuka-buka file foto-foto lama di hard disk eksternal saya, terlihat satu folder dengan judul Baubau.. sempat bergumam sejenak, apa ada foto-foto bagus waktu ke Bau-Bau dulu? karena memang ke Bau-Bau bukan untuk travelling tapi kunjungan kerja, ternyata benar dugaan saya.. gak banyak foto bagus, hanya beberapa foto saja. Tetapi tidak apalah, sedikit foto sudah dapat menggambarkan keindahan Baubau yang berada di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara ini.


Kalau masih ingat isi RUPL (ketauan banget jadulnya), Buton adalah pulau yang terkenal dengan aspal alam. Ternyata tidak hanya aspal alam saja yang terekenal. Benteng Wolio juga termasuk benteng terbesar di Indonesia, Bau-bau juga memiliki pemandangan yang indah...

Perjalanan ke Bau-Bau waktu itu saya lakukan di tahun 2011, yah memang sudah cukup lama dan saya juga lupa kalau masih menyimpan foto tersebut. Dari bandara Sultan Hasanuddin, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan kami menggunakan pesawat Wings Air jenis ATR72-500. Perjalanan sendiri memakan waktu sekitar 50 menit. Rute pesawat ini seingat saya adalah Ujung Pandang-Baubau-Wakatobi PP. Sehingga apabila anda berencana untuk travelling ke Wakatobi untuk menyelam, kemungkinan besar akan transit dahulu di Baubau.




Bandara Bau-Bau atau dikenal dengan nama Betoambari, terletak di dekat laut, momen saat akan turun atau naik cukup menegangkan.



Bandara Betoambari ini termasuk bandara yang sederhana, dan tidak semegah bandara-bandara lain. Namun disinilah termasuk cikal bakal ekonomi masyarakat Buton, selain transportasi lautnya. Di satu senja saya sempat memotret kapal Pelni yang akan berlabuh di pelabuhan Baubau, terbayang di benak saya besar sekali Indonesia ini.


Selama di Baubau, saya sempat ke beberapa lokasi seperti ngopi di bukit yang dimana kita bisa melihat teluk dan kota Baubau. Yang membuat terkejut waktu mengikuti sholat jumat, mungkin karena penyebaran islam di sini berasal dari kerajaan Buton sehingga ada prosesi seperti pemindahan tombak, yang mungkin tidak dapat dilihat di lokasi lain. Tentunya saya juga ke pantai sekalian menikmati makan di restoran Lakeba, saya tepatnya di mana tapi lokasinya dekat dengan bandara. Perjalanan kembali dari Bau-bau kami menggunakan express air, dengan jenis pesawat ATR juga.




Saya rekomendasikan untuk makan ikan hasil laut di Baubau, karena segar dan rasanya mantap.. ditambah dengan sambal khas yang berisi bawang merah dan cabai, hati-hati pedasnya....

Untuk menginap, saya sudah lupa tempatnya.. yang teringat hanya letaknya di atas bukit dimana kita bisa memandang panorama indah dari teluk.

Pemandangan Teluk dan Pelabuhan Bau-bau dari penginapan

Pelangi di Bau-bau

At last but not least... sempatkan melihat sunset disana... Gradasi warnanya menawan...

Sunset di Bau-bau


So.. sempatkan liburan...

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Copyright © West Borneo Road Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com