Sejak pertengahan tahun 2017, Tigerair sudah berubah namanya menjadi Scoot namun kode penerbangan mereka tetap dengan kode TR. Kala masih sendiri-sendiri yaitu Tigerair dan Scoot Saya pernah mempunyai pengalaman terbang bersama anak saya dengan Tigerair, namun belum pernah dengan Scoot.
Pasca bergabung, saya mempunyai kesempatan setelah menamatkan Full Marathon di Standard Chartered Singapore Marathon 2017 untuk kembali ke tanah air dengan menggunakan maskapai Scoot.
Airbus A320 dengan livery flyscoot.com |
Sesuai itinerary, terminal keberangkatan Scoot dari Terminal 2 bandara Changi, Singapura. Untuk check in, saya memilih menggunakan kiosk karena hanya membawa barang berupa tas backpack. Tidak sulit untuk check in mandiri dengan kiosk.
Setelah mendapatkan boarding pas, saya menuju ke imigrasi dan langsung mencari sedikit oleh-oleh favorit anak saya.. satu paket surprise egg.. selain itu waktu menunggu boarding gate dibuka, saya berjalan-jalan ke beberapa sudut Terminal 2.
apron bandara Changi dari taman bunga Matahari |
Yang menarik adalah taman bunga matahari, kita bisa melihat pesawat berjajar, bergerak hingga lepas landas. Tempat ini bisa diakses dari tempat transfer F dengan naik tangga / eskalator ke lantai atas. Setelah waktunya, saya baru turun ke boarding gate.
Pengalaman kali ini sungguh tidak terlupakan, bukan karena cepat namun karena banyak faktor. Pertama parkir pesawat tidak di Terminal 2 dan parkir di area remote, sehingga kami harus menggunakan bus terlebih dahulu. Proses transfer dari boarding gate - bus - tempat parkir pesawat cukup menguras waktu.
remote area |
Kedua, proses handling cabin baggage. Ternyata memang untuk LCC cabin baggage menjadi isu yang cukup pelik. Kami harus menunggu sekitar 30 menit hanya untuk proses ini dan tim ground handling memastikan seluruh bagasi yang tidak muat telah masuk kedalam bagasi pesawat.. fiuhh.. *elap keringat*
Sedikit tips untuk bagasi, bila anda membawa bagasi kabin. Sebaiknya anda cepat boarding karena memang tempatnya terbatas. Bila anda datang memasuki pesawat belakangan, khawatir tidak mendapatkan ruang sehingga harus menggunakan bagasi. Yang kalau di bandara Soekarno Hatta cukup menyita waktu untuk proses pengambilannya.
Ketiga, ada penumpang komplain. Saya tidak tahu persis apa yang mereka komplain ke pramugari Scoot apakah tentang delay yang mungkin mengakibatkan pesawat lanjutan mereka atau masalah bagasi. Yang jelas kapten pun sampai harus keluar kokpit hanya untuk menjelaskan kepada mereka. Setelah kapten keluar dan menjelaskan barulah pesawat mulai persiapan untuk taxiing dan take off.. Saya acungi jempol untuk pramugari dan kapten dari Scoot yang dapat mengelola kondisi seperti itu. Sehingga penumpang lain tidak bertambah resah
Untuk urusan kenyamanan, legroom cukupan bagi orang-orang yang berbadan besar, selain itu AC cukup dingin, bila memang perlu mengatur AC atau menambah pencahayaan, bisa diakses di panel yang berada di atas kepala kita. Untuk kursi, sayangnya belum ada head support atau penyangga kepala yang adjustable, sehingga bantuan bantal leher sangat diperlukan
legroom |
panel AC, lampu baca dan bantuan |
Kali ini karena saya sudah mempunyai makanan pagi, saya tidak memesan makanan yang disediakan selama penerbangan. Akhirnya, setelah mundur sekitar 45 menit dari jadwal, kamipun landing di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan parkir di Terminal 2... Update 2018, Scoot dilayani di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.
Selamat memilih maskapai penerbangan...
0 comments:
Post a Comment