Salah satu pengalaman yang mungkin sulit didapat saat kuliah pasca sarjana itu adalah mengikuti International Conference, atau kalau disederhanakan dalam bahasa Indonesia seperti seminar untuk mempublikasikan hasil riset kita yang sudah dilakukan dengan metode presentasi. Tapi beda halnya kalau anda mungkin ikut riset, atau terlebih lagi kalau kuliah di luar negeri karena kesempatan untuk mengkuti kegiatan seperti ini menjadi lebih terbuka, banyak sekali even-even tahunan yang dilaksanakan silih berganti di berbagai tempat dan berbagai tema dengan tujuan mempublikasikan riset terbaru, serba up-to-date.
Kebetulan bagi saya, ketika kuliah diberi juga kesempatan oleh advisor saya untuk mengikuti International Conference di Taiyuan, Shanxi, China yang topiknya berhubungan dengan renewable / green energy application. Jadilah karena topiknya sama dengan riset, mau gak mau harus memaksa diri untuk bisa mempersiapkan tulisan (yang akhirnya diterima dan revisiannya gak banyak), presentasi termasuk funding, hehe..
suasana presentasi |
Kebetulan bagi saya, ketika kuliah diberi juga kesempatan oleh advisor saya untuk mengikuti International Conference di Taiyuan, Shanxi, China yang topiknya berhubungan dengan renewable / green energy application. Jadilah karena topiknya sama dengan riset, mau gak mau harus memaksa diri untuk bisa mempersiapkan tulisan (yang akhirnya diterima dan revisiannya gak banyak), presentasi termasuk funding, hehe..
Singkat cerita, dengan mempersiapkan beberapa hal termasuk VISA China, penerbangan dengan China Airlines, persiapan telekomunikasi (VPN, simcard, dll) dan sedikit ya.. perjuangan akhirnya sampai juga di Taiyuan. Lumayan bo, hampir 1 hari perjalanan sendiri padahal zona waktu juga gak berubah, ampun.
International Conference ini diikuti dari berbagai negara dan kalau sesuai panduan akan ada presentasi riset dari peneliti Indonesia, 2 orang, saya jelas gak diitung karena waktu daftar bukan dari Indonesia. Cuma kok sampai mau mulai saya gak ngeliat ada orang Indonesia lainnya.
Barulah pas istirahat, saya bisa menyapa mereka. Aduuh.. tapi sayang sekali dan emang nasib saya dikira orang Malaysia, haha.. tapi ya emang gitu, bahkan disini ada orang India manggil saya pakai bahasa Urdu, yaa.. manaketehe.. ngertinya cuma acha acha nehi nehi..
Mereka semua wanita, dan saya acungi jempol untuk mereka semua karena demi mempublikasikan riset, mereka rela jauh-jauh terbang dari Indonesia ke negeri yang bahasanya jauuuh banget tidak mudah untuk dimengerti dan diucapkan dalam waktu singkat, dan presentasi dengan bahasa Inggris. Juga mendengar presentasi yang membutuhkan kesabaran. Selain itu jalan-jalan gua gak mudah karena bukan kota besar, sehingga penetrasi bahasa Inggris disini tentu bisa ditebak, ditambah map harus pakai aplikasi khusus.
Mereka berasal dari universitas di Jakarta dan di Bandung, terkenal wes universitasnya, hebat-hebat pokoke... Kurang hebat apa lagi coba, salah satu tim bisa menyabet best presenter award, kan sesuatu, hehe.. Kalo saya mah cuma bisa bantu ngasih tau mana makanan yang bisa dimakan sama nggak doang, hahaha.. dan ternyta berguna karena makanan lunch yang prasmanan kecuali buah kita gak bisa makan sama sekali, akhirnya kami dibuatkan makanan khusus, tailored only for us.. sama jadi tourguide dikit-dikit, ternyata berguna juga ni mandarin, haha..
session photo |
session photo berikutnya |
Yang unik, dan membuat saya bangga sebagai warga negara Indonesia, kalau ketemu ngobrol langsung bisa menyesuaikan, lama kalo ngobrol dan ribuuut, sampai dikasih warning. Satu lagi usut punya usut, salah satu orang tua dari mereka itu rekan dari orang tua saya, yaah.. dunia itu kecil yaa.. perumpamaannya sebesar daun kelor..
---
Sebenernya niatnya posting untuk hari Kartini, tapi apa daya deadline ada yang lebih urgent... gak apa wes, telat seminggu..
0 comments:
Post a Comment