Juli 2018, saya diberi kesempatan untuk berangkat ke China untuk keperluan akademik, dan kebetulan keberangkatannya tidak dari Taiwan tapi dari Jakarta karena memang pas sedang pulang kampung. Pilihan termurah kala itu adalah dengan Garuda Indonesia. Mau gak mau ya pakai itu karena kalau transit di Singapura atau di Hong Kong, biayanya lebih mahal. Oya kalau kamu mau ke China juga trus bingung mau ngurus VISA sendiri caranya gimana, bisa lihat di post ini.
Garuda Indonesia Airbus A330-200 |
Di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta maskapai Garuda Indonesia secara penuh beroperasi dan dilayani di Terminal 3 Ultimate, yaitu terminal terbaru yang dimiliki oleh bandara tersebut, yang untuk penumpang maksudnya. Untuk check in, Garuda Indonesia menyediakan konter di row A. Jadi kalau kamu dari bus Damri / stasiun LRT bandara, bisa masuk ke area keberangkatan (lantai atas) lalu melihat ke kiri.
Informasi Check In di Terminal 3 Ultimate |
Saya sendiri kali ini tidak memanfaatkan check in metode online, tetap dengan metode biasa. Sayangnya kali ini saya mendapatkan pengalaman check in yang kurang nyaman karena mungkin peraturan dari Garuda, intinya saya diminta untuk menandatangani surat pernyataan kalau nanti ditolak masuk ke China (karena saya belum punya tiket kembali) saya tidak dapat menggugat maskapai. Mungkin kamu bertanya, kok gitu sih? Ya ini memang sudah begitu karena VISA saya adalah bukan VISA turis, melainkan VISA Study (short term study) yang emang belum tahu selesainya kapan. Sehingga tiket pulang belum ada.
Mampir dulu di co-working space, gak tau sekarang masih ada apa nggak |
Setelah konfirmasi dengan manager on duty, akhirnya saya bisa check in juga dan menunggu waktu keberangkatan dengan keluarga dulu. Walaupun udah check in, tapi masih ada pekerjaan selanjutnya, karena harus mantengin layar gate. Kenapa? Karena belum dikasih gate di boarding pass... hehehe... Oya, Garuda Indonesia ke Shanghai ini jadwal keberangkatannya sekitar tengah malam, jadi harus siap-siap agak ngantuk-ngantuk gimana gitu.
diliatin terus ini informasi gate keberangkatan |
Sekitar jam menjelang pukul 23.00, dan gate keberangkatan sudah diberikan yaitu gate 10, saya mendekatinya, daerah sekitar gate 10 ini agak crowded, karena pada saat bersamaan banyak penerbangan internasional yang juga mendekati jadwal keberangkatan. Tercatat waktu itu ada tujuan ke Eropa, Jepang, Korea, China, Australia, Hong Kong yang jadwalnya hampir-hampir dekat.
Akhirnya setelah sedikit delay, 5 menitan, boarding juga. Pas sampai pesawat ternyata jenis pesawat yang digunakan adalah Airbus A330-200 yang memang menjadi andalan Garuda Indonesia untuk penerbangan jarak jauh selain Boeing 777-300ER yang pernah kami naiki. Airbus A330 dari maskapai lain yang pernah kami naiki ada dari EVA Air dam Cathay Dragon untuk maskapai full service, atau Airasia X untuk maskapai LCC.
finally, boarding |
A330-200 |
Cabin Experience
Saya duduk di kabin ekonomi, dan sedikit di bagian belakang karena memang tidak punya preferensi dalam memilih tempat duduk. Suasana kabin pesawat Airbus A330-200 ini cukup lega. Interiornya juga gak terlalu jadul, karena banyak maskapai yang menggunakan A330 interiornya masih yang agak jadul, hehe.. Ntar kapan-kapan diposting deh, hehe.. Di tiap kursi itu disediakan bantal, lumayan bisa buat tidur. Konfigurasi kursinya 2-4-2 per baris kecuali konfigurasi 2-3-2 untuk beberapa baris terakhir, atau lengkapnya bisa lihat di seatguru.
panel lampu |
legroom dan bantal |
Untuk menyimpan cabin baggage kita bisa gunakan ruang bagasi kabin bagian atas, atau di depan tempat duduk kita. Untuk di bagian belakang, saya rasa ukuran kompartemen lebih besar yang diatas kursi bagian tengah daripada di bagian samping.
In-flight Meals
Tak lama setelah lepas landas, kami dipersiapkan in-flight meal. Kali ini menunya ada jus jeruk, buah, yoghurt, croissant dan nasi dengan irisan daging. Untuk penerbangan ini saya tidak memesan menu khusus seperti Halal Meal karena penerbangannya dari Indonesia yang kateringnya sudah mempunyai sertifikasi halal.
inflight meals |
pastry, beberapa saat sebelum landing |
Setelah menjelang pagi, dan akan mendarat, kami disuguhi roti isi (pastry) merek Monty's yang berisi daging ayam bumbu kare. Ini enak lho, karena disajikan juga saat hangat.
In-flight entertainment
Untuk urusan entertainment, Garuda Indonesia menyajikan banyak program mulai dari musik, film box office hingga film serial. Saya waktu itu memilih menonton film pada awal-awal penerbangan, hingga mendengarkan musik sambil nonton detail penerbangan saat sudah mendekati Shanghai. Disela-sela penerbangan saya juga membaca majalah yang disediakan di setiap tempat duduk.Untuk menikmati musik, disediakan headphone cuma-cuma yang bisa digunakan selama penerbangan.
menu film yang disediakan dalam inflight entertainment |
masuk wilayah China |
Landing di Shanghai Pudong Airport
Sekitar setengah jam sebelum sampai Shanghai, pramugari-pramugara, sudah mulai mempersiapkan untuk kedatangan, mengecek penumpang, memberikan parfum supaya kabin wangi dan harum, lalu membagikan kertas yang ternyata arrival card.
pramugari Garuda Indonesia |
China arrival card |
Arrival Card ini salah satu prasyarat yang diperlukan untuk masuk otoritas imigrasi China, selain dari pemeriksaan biometrik dan VISA. Oya, kartu ini ada 2 bagian, bagian Arrival dan Departure. Sebenarnya kita hanya perlu mengisi bagian Arrival saja saat mau masuk ke China dan tidak perlu khawatir kalau bagian Departure-nya hilang, karena ketika balik atau keluar dari China form ini disediakan di Bandara.
Shanghai Pudong Airport
Shanghai adalah salah satu kota terbesar di China selain Beijing, dan termasuk kota dengan penetrasi bahasa Inggris sebagai bahasa kedua yang termasuk tinggi sehingga tidak perlu khawatir kalau mau bertanya dengan bahasa Inggris. Setelah landing, kita akan berjalan kaki menuju area imigrasi. Disini kita bisa menggunakan mesin pembaca sidik jari dan akan diberikan struk kalau data sudah disimpan, baru kita bisa ke meja imigrasi.
Area sebelum masuk imigrasi (sebelah kiri kiosk untuk rekam sidik jari) |
Baggage claim area |
Setelah keluar dari imigrasi, saatnya mengambil bagasi. Oya, kalau mau ngabarin keluarga jangan lupa sebelum berangkat dari Indonesia install dl aplikasi VPN, sampai Shanghai bisa apply airport WiFi atau beli simcard lokal, atau gunakan roaming bila sudah langganan.
---
Mau tau pulang dari Shanghai dengan maskapai apa? Simak disini.
Disclaimer : Posting ditulis berdasarkan kondisi saat itu, bukan kondisi terkini :)
0 comments:
Post a Comment