Indonesian who support traveling with family or kids, take photo and diving

17 June 2019

Enjoy my Study in Tainan, Taiwan

Tak terasa, saat saya menulis posting ini sudah masuk semester ketiga saya kuliah di Taiwan, kok jadi ingin sekali sharing bagaimana suasana kuliah di Taiwan ini khususnya Tainan, dan pengennya tiap topik ada gambarnya, tapi ya karena tidak tiap waktu memotret, jadi mungkin tidak cukup banyak ceritanya, hehe. 

Di depan gerbang kampus, pas setelah banner Graduation dipasang



Suasana Kuliah secara Umum
Hmmm.. gimana ya untuk menggambarkan suasana kuliah, bagi saya kuliah di sini, secara umum sih kalau saya kasih gambaran sulitnya ada di tahun pertama, terutama semester pertama karena pada semester itu banyak hal yang harus kita lakukan seperti memilih supervisor riset, belum lagi culture shock dan academic-culture shock karena ketika ke luar negeri kita akan menerima banyak tekanan tiba-tiba dan harus banyak adaptasi untuk bisa menyelesaikan dan melewatinya, kalau mengambil kata favorit dari salah satu dosen di jurusan Natural Hazard Mitigation and Management, kita dituntut untuk bisa menjadi resilient person, setelah setelah itu mungkin akan lebih mudah mengontrol proses belajar sehingga bisa mendapatkan study-life balance, hehe.. Tapi disisi lain kesempatan untuk menimba ilmu sangat besar, ruang geraknya juga besar, selain itu juga ada kesempatan untuk mengenal diri sendiri maupun mendekatkan diri pada Sang Pemilik Ilmu  atau ladang ibadah, bahkan kesempatan untuk ikut international conference terbuka lebar.

Sistem kredit
Sistem pendidikan universitas di Taiwan itu menganut sistem seperti pendidikan North American credit system, atau 1 credit sama dengan 1 jam kelas selama 18 minggu kuliah. Dan kalau di kampus ini ada tambahan penyetaraanya yaitu 1 kredit setara dengan 1 kredit di USA, Jepang dan China. 

Oya, kebutuhan kredit untuk lulus itu beda-beda tiap jurusan / departemen / program. Untuk master degree ada yang minimum lulus 34 kredit selama 4 semester termasuk thesis, tapi ada juga yang lebih dari  40 kredit, semua itu keputusan program / jurusan / departemen / fakultas. Jadi sebelum memilih program, lihat dulu persyaratannya. Saya sendiri masuk dalam International Master Degree Program, dan persyaratan untuk lulus-nya minimal 34 kredit (terdiri dari 24 kredit kuliah, 4 kredit seminar dan 6 kredit thesis).

International Program
Program kuliah saya adalah international program yang baru diluncurkan dan saya termasuk mahasiswa angkatan tahun pertama, simplenya energy engineering graduate program yang berfokus pada energy conversion termasuk renewable energy namun dibawah pengelolaan Departement of Aeronautics and Astronautics (DAA). Karena international program, maka ketika di kampus banyaknya ketemu sama mahasiswa internasional, termasuk mahasiswa Taiwan sendiri, setidaknya ada lebih dari pelajar dari 30 negara yang belajar di international program ini mulai dari level undergraduate, master dan doctoral.


suasana salah satu kelas International Program on Energy Engineering


Karena international program, maka bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris, dan tidak banyak yang bahasa pengantarnya full english di Universitas ini, tapi sepertinya universitas sudah akan mengarah ke full english-taught class bahkan untuk yang non-international programs, untuk lebih jelasnya bisa lihat di website admission universitas. Karena bahasa pengantar kuliah-nya Inggris jadi selama perkuliahan kita tidak terlalu banyak adaptasi dalam hal memahami materi perkuliahan.


pemandangan setiap hari di departemen, engine Pratt & Whitney

Entah plus atau minus, tapi menurut saya enak sih karena kalau di international program tempat saya belajar kali ini saya tidak diperbolehkan mengambil mata kuliah selain yang berbahasa Inggris dan kearena programnya dibawah College of Engineering, jadi kita diberi kebebasan untuk mengambil mata kuliah tidak di parent departement, dalam hal ini DAA. Tapi tidak hanya itu, supervisor kita biasanya menyarankan kita untuk memilih kelas / course sesuai kebutuhan riset, kadang-kadang malah tidak ada di departemen sendiri, jadi harus di departemen lain, seperti saya mengambil kelas finansial di departemen lain.

Pemilihan Supervisor
Tentunya ketika mau belajar lagi atau mengambil master / doctoral degree kita datang tidak dengan pilihan kosong, minimal kita sudah mengisi minat riset sehingga ketika sampai di negara tujuan belajar kita tinggal memilih kandidat profesor-profesor yang kira-kira bisa membantu dan mengarahkan arah riset kita maunya kemana. Disini kerja sama antara kita dan profesor di awal sangat penting sehingga kita bisa memprogramkan apa akan kita lakukan. 

Saya sendiri mendapatkan profesor senior lulusan dari USA, bahkan pernah bekerja disana dan secara umum beliau cukup baik dan mengarahkan saya untuk menyelesaikan kuliah dan riset saya "secepat mungkin" tapi tak secepat submit dan revisi paper, haha..


Jenis-jenis Kelas
Di kampus ada beberapa jenis kelas / course yang bisa diambil dan tiap kelas punya keunikan dan khas masing-masing, disini saya bagi empat atau lima, yaitu.. 

Kelas Elective Reguler
Kalau di Indonesia ini seperti mata kuliah pilihan, dan bagi master degree / doctoral degree kelas-kelas inilah yang bisa diambil. Rata-rata setiap kelas elective terdiri dari 3 credits, sehingga tiap kali pertemuan minimal 3 jam tatap muka, dikurangi 2 kali istirahat (rata-rata).

kelas di Chemical Engineering, pengajarnya profesor dari Thailand, lulusan USA
Silabusnya bisa jadi bervariasi, mayoritas materi disampaikan pengajar (lebih banyak 1 arah) dan materinya fokus atau lanjutan dari undergraduate. Untuk tipe ujian juga bervariasi, dari beberapa yang saya ambil, lebih banyak kombinasi ujian mid-semester dan ujian akhir semester.

mantap, lihat emergency response of Tainan City

Kadang-kadang untuk kelas tertentu ada study tour, untuk mengetahui praktek di lapangan, contohnya ketika saya mengikuti kegiatan emergency response kota Tainan, sebagai salah satu kegiatan dalam course kami.

Kelas Special Topics
Kelas Special Topics ini sejatinya termasuk dalam jenis kelas Elective, tapi karena ini special topics kadang-kadang hanya diselenggarakan pada waktu tertentu saja dan materinya bisa gabungan isu-isu yang sedang hangat. Saya sendiri mengambil kelas special topics di semester kedua perkuliahan tentang Energy and Environment. Di kelas ini kita tidak hanya dapat materi dari pengajar tapi tiap mahasiswa dapat kesempatan untuk presentasi (pas saya ikut kelasnya tiap mahasiswa 3 kali presentasi) sehingga kita bisa mendapatkan banyak sekali cara pandang. 


suasana di akhir kelas Special Topics, Prof-nya asik

Contohnya ketika kita diminta mempresentasikan tantangan lingkungan dan aksi dari negara masing-masing siswa, kita jadi tahu tantangan di tiap negara, seperti dari Austria, Swiss, India, Pakistan dan tentunya Taiwan, negara asal mahasiswa lain yang mengikuti kelas tersebut.


Kelas Seminar Wajib
Menurut saya inilah kelas paling unik, paling tidak untuk di program saya. Pertama karena ini adalah mata kuliah wajib dan ada 1 credit. Kedua, karena diharuskan buat report dan di-upload ke sistem moodle (dan ini tiap semester ganti-ganti batas waktu upload, tahun pertama program hari yang sama pukul 23.59, tahun kedua dibuat agak lama dikit, tambah 2 hari), Ketiga, ada sistem jumlah report minimal, dan di-breakdown dengan seminar wajib yang harus diambil di departemen sebanyak 2 kali dan sisanya bebas dari departemen lain, jadi ya harus pintar-pintar cari jadwal seminar dari departemen atau jurusan lain.

Professor dari Oldenburg University, mereka kemari ngisi seminar tentang wind energy
Seminar itu apa sih? Mungkin ada pertanyaan seperti itu, seminar itu ibarat kuliah tamu, materinya bebas bisa berbasis riset atau aplikasi di dunia pekerjaan. Di kampus ada berapa jurusan / departemen coba? tiap jurusan / departemen punya kelas seminar masing-masing. Coba aja bayangin, berapa banyak kesempatan mencari ilmu-Nya?

Kelas Bahasa
Supervisor saya sering berkata "You need to survive" dalam arti ya bertahan di kehidupan nyata, kalau di kampus bisa dipahami karena bahasa perkuliahannya bahasa Inggris, tapi kalau di jalan ya mau nggak mau harus bisa mendengar, memahami bahkan mengucapkan bahasa Chinese. Oleh karena itu, mungkin untuk kemudahan adaptasi, mahasiswa internasional diberikan kelas Chinese, 0 kredit untuk 2 semester, gratis. Nah ini saya manfaatkan juga, walaupun menyita waktu karena belajar bahasa berarti kita harus belajar indera, tidak mudah tapi hasilnya sepadan dengan usahanya.

kelas bahasa, pengajarnya gak main-main, ngajar bahasa-nya sampai USA juga..
Oya, kelas bahasa ini beda dengan program intensif bahasa lho ya. Dosen kelas bahasa Chinese-nya juga asik-asik, setiap kali pertemuan diberikan game supaya kita mudah memahami kata per kata. Target dari kelas bahasa dalam 1 semester adalah kita dapat memperkenalkan diri, lalu membeli sesuatu, karena memang untuk membeli sesuatu kita harus menggunakan Chinese, macam di supermarket, kecuali mereka bisa bahasa Inggris, hee... 

Kelas tambahan, request khusus
Sebenarnya ini gak penting tapi ya namanya kita harus mendedikasikan diri masuk kelas ya jadinya masuk kategori kelas tambahan. Jadi kadang-kadang kelas yang ada itu kelas undergraduate atau kelas lain yang sebenarnya kita perlu ilmunya tapi tidak dengan kreditnya, entah karena kebutuhan riset atau memang arahan dari supervisor. Nah enaknya kita bisa masuk kelas tanpa perlu ujian, dapat ilmu, tapi konsekuensinya ya waktu dan fisik.

ngikut kelas undergraduate yang diajar oleh supervisor saya

Kelas Free Lesson (Open Source Writer, Turnitin)
Satu lagi nih, kelas free lesson yang menurut saya sangat sayang untuk dilewatkan, jelas gak masuk kredit karena cuma beberapa sesi, gratis, ilmunya langsung terpakai, walaupun konsekuensinya kadang-kadang disampaikan dalam Chinese tapi kita tetap bisa mempraktekkannya. Contoh kelasnya adalah penggunaan open source writer, pematerinya kelas dunia, beliau presentasi di beberapa negara termasuk Indonesia. Karena mayoritas siswa-nya dari Taiwan, ya mau gak mau dia juga pakai Chinese. Kelas lain ada Turnitin aplikasi untuk mengecek plagiarisme, kali ini karena untuk mahasiswa internasional jadi disampaikan dalam bahasa Inggris. Masih ada kelas-kelas lain seperti EndNote dan kelas online Research Integrity.

kelas open office, free

kelas turnitin, free

Pengalaman Summer School
Selain waktu perkuliahan semester reguler, ada namanya break (Juni-September), tapi saya yang gak liburan mengisinya dengan ikut Summer School. Lain dengan perkuliahan biasa yang kalau kamu dapat beasiswa semua biaya perkuliahan disubsidi oleh kampus, untuk Summer School ini tentunya kita harus bayar. Namun kemarin pas ada sponsor, jadi tuition waived, hehe.. Untuk Summer School itu gabungan kelas topik khusus semacam Special Topics diatas namun ditambah dengan kelas kultural, seperti kelas bahasa. Topiknya kekinian juga sih, pas saya ikut itu Circular Economy, ada juga yang direncanakan tentang SDGs.


kelas Summer School, diikuti mahasiswa beberapa negara

kunjungan ke perusahaan

kunjugan lagi ke perusahaan

Yang asik dari Summer School itu adalah Study Tour atau kunjungan lapangan, kami mengunjungi perusahaan Taiwan di 3  tempat untuk mempelajari konsep yang dipraktekkan di dunia nyata.  


Fasilitas Universitas
Tak lengkap kalau tidak menyinggung fasilitas apa saja yang ada di universitas. Kalau untuk urusan fasilitas laboratorium tentunya itu sangat tergantung pada riset anda.

Library (Perpustakaan)
Oya, di Taiwan orangnya gemar membaca, selain kampus sangat mengedepankan intellectual property copyright, sehingga referensi pelajaran itu menggunakan buku terbitan resmi atau menggunakan e-book yang dapat dicari melalui jaringan internet kampus. Perpustakaan di kampus itu dibedakan menjadi perpustakaan utama, yang terdiri dari 7 lantai kalau nggak salah dan perpustakaan departmen seperti di Medical Campus ada satu perpustakaan, termasuk di departemen tempat saya belajar (DAA) ada satu perpustakaan. Jangan tanya koleksi bukunya, banyak.. mulai dari literatur berbahasa Chinese dan literatur dengan bahasa lain seperti Inggris. 

gedung main library

lantai buku luar negeri

Perpustakaan setiap hari beroperasi (kecuali hari libur nasional), dan suasananya sangat menunjang untuk belajar, meja baca banyak, ruangan untuk diskusi kelompok juga disediakan, ada dispenser air minum, toilet termasuk komputer untuk mencari referensi.

Cinema Library
Selain perpustakaan, di kampus ada Cinema Library atau lebih seperti koleksi film-film baik itu film box office, dokumenter hingga film indie. Dan ada bioskop mini yang menampung sekitar 30 orang, saya sendiri pernah menikmati nonton film disini. Asik, kursinya mirip dengan di bioskop hanya kita tidak diperbolehkan untuk membawa minuman dan makanan.

Hospital
Ini yang spesial, tidak semua kampus itu memiliki jurusan yang beragam. Di kampus kami ini ada kampus yang berbau medical termasuk nursing, dan tentunya untuk aplikasi di lapangannya ada rumah sakit milik kampus. Tidak kecil, besar sekali. Beberapa mahasiswa yang sakit, hospital menjadi rujukan, tetapi tidak hanya untuk mahasiswa atau staff kampus, tapi bisa menerima pasien umum, 24 jam, dilengkapi dengan unit gawat darurat (emergency). 

Fasilitas Olah Raga
Ini jangan ditanya, olah raga menjadi mata kuliah wajib bagi program undergraduate di tahun pertama mereka kuliah, tentunya kampus dilengkapi dengan fasilitas lapangan olah raga. Mulai dari field and track untuk atletik, sepakbola, tenis, badminton, basket, voli, pingpong, softball, kolam renang hingga gym. Mayoritas itu free of charge untuk menggunakannya dan bahkan public service seperti basket, voli, tenis, namun ada juga yang harus membayar untuk member untuk menggunakannya seperti renang dan gym.

lapangan voli dan basket

lapangan badminton, ada dua tipe

Student Activity Center for clubs
Kampus sangat mendukung study-life balance, oleh karena itu ada Student Club Center sebagai wadah mahasiswa membuat klub, dan aktivitas klub mahasiswa mayoritas disini. Staf-stafnya juga sangat helpful.

pusat klub, Student Activity Center

24h Study Room
Your success in study is number one, mungkin itu motto banyak orang. Termasuk kampus ini melihat kebutuhan siswa-nya. Oleh karena itu kampus menyediakan study room 24 jam untuk kepentingan belajar, diskusi kelompok dan lainnya, semata-mata untuk mendukung proses studi para mahasiswa.

24H-discussion room

Ibadah
Mengambil quote dari teman saya yang sedang menempuh Ph.D di sini, "Belajar itu merupakan perjalanan spiritual dan cerminan diri selama ini." Saya jadi membuka-buka buku lagi yang membahas tentang itu dan menemukan bahwa proses menuntut ilmu itu juga Ibadah, tanpa melupakan Ibadah yang utama kepada Tuhan. Beruntung kampus sudah lebih dulu mencanangkan program multiculturalism, kampus yang ramah terhadam semua kultur termasuk kepada kebutuhan beribadah termasuk kepada mahasiswa muslim. Tidak hanya satu atau dua tempat sholat yang disediakan bahkan setiap area kampus hampir ada tempat sholat. Bahkan untuk tahun ini kampus memeberikan temporary room untuk Ramadhan dan Idul Fitri, yang bagi kami ini merupakan berkah yang tak ternilai, bahkan Idul Fitri juga dihadiri oleh Rektor / President dari kampus. 

prayer room untuk mahasiswa muslim

Kampus sangat mengerti bahwa di kota ini Masjid ada tapi kecil dan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa muslim, bahkan hanya untuk kampus saya sendiri. Oleh karena itu ruangan untuk beribadah disediakan apalagi dengan adanya program New Southbond Policy yang negaranya memiliki banyak populasi penduduk muslim. Menarik bukan?

President of university memberikan sambutan saat Idul Fitri

Bagaimana tentang Riset? 
Jawaban paling cepat "Tergantung," karena background ilmu kita sangat bervariasi mulai dari ilmu sosial, ekonomi, farmasi, medis, hingga teknik (engineering) bahkan mungkin ada gabungan antar unsur-unsur tersebut. 


laboratorium, atau graduate study room

researc center, kadang mahasiswa riset disini

Tentunya ini membuat jenis riset tiap mahasiswa sangat beragam. Ada yang harus membuat simulasi, sehingga sehari-hari harus berkutat dengan kombinasi software simulasi dan persamaan matematika, ada juga yang berhubungan dengan data lubang jalan (yang susah dicari di Taiwan) sebagai data primer, ada juga yang harus berkutat di laboratorium berhubungan dengan solar cell atau berhubungan dengan tanaman yang perlu diekstrak, ada juga yang berhubungan dengan data-data ekonomi hingga algoritma enkripsi. Semuanya sangat beragam dan penyelesaiannya juga beragam. Mengutip teman diskusi saya juga bahwa "itulah yang kita geluti saat ini, tetap fokus karena Allah tidak akan memberikan beban melebihi yang tidak mampu dipikul olehnya."


Kalau ada problem gimana?
Kantor OIA (Office of International Affairs) atau ISAD (International Student Affair Division) adalah jembatan terbaik untuk bertanya tentang masalah dan bagaimana jalan keluarnya. Khusus untuk New Southbond Policy, ada lagi tambahan bila ada keluhan terkait studi di Taiwan yaitu website https://www.nisa.moe.gov.tw/.


Off-school time activities
Di atas tentu sudah banyak sekali yang bisa dilakukan kan.. Tapi tak lengkap kalau tidak menilik apa saja sih yang bisa dilakukan kalau pas tidak kuliah, tapi masih di kawasan kampus. Contohnya ya..

Enjoying Expo
Expo sangat sering diadakan di kampus, bahkan setiap semester satu kali. Saya sebisa mungkin tidak melewatkannya, karena banyak makanan. :D

mahasiswa Malaysia buat teh tarik..

Partisipasi di Fitness week
Setiap tahun, kampus mengadakan Fitness Week, dan salah satu acaranya adalah Campus Run, karena hobi lari, ya tiap tahun saya ikut.. lumayan dapat kaos kalau finisnya termasuk dari kategori cepat. Campus Run tidak dipungut biaya, bahkan kalau juara bisa dapat hadiah. Peserta tidak hanya dari mahasiswa tapi juga staff dan alumni kampus. Tahun pertama ikut 5K, tahun kedua ikut 10K karena yang 5K udah penuh pendaftar.

2018 campus run

2019 campus run

Voluntary Activities
Mengutip kata salah satu buddy teman saya yang juga satu departemen "Saya sudah dibantu untuk bisa ke sini, kali ini giliran saya membantu orang lain." Voluntary activities sangat banyak jenisnya dan kalau mau memang bisa banget. Namun ini juga terbatas bahasa, tergantung tipe kegiatan, kalau tidak banyak bahasa Chinese kita bisa ikut, termasuk saat registrasi mahasiswa baru, saya mah cuma bagian mengambil foto saja.. :)

membantu dengan mengambil foto acara ISAD (registrasi mahasiswa baru)

Enjoying Cultural Day
Ini paling asik, karena mahasiswa internasional cukup banyak dan dari berbagai negara. Mereka saling mengenalkan kebudayaan mereka dengan tema cultural day, seperti dari Vietnam, Thailand dan juga Indonesia, yang pernah saya ikuti.

suasana riuh Indonesia Cultural Day

Last but not least.. Menikmati pemandangan..
Spot untuk menikmati pemandangan di kampus ini lumayan banyak. Bahkan ada yang masuk web TripAdvisor, jadi ya sesekali boleh kan.. untuk melepas penat.
180 degree rainbow from Banyan Garden
  
You may wondering, what is your university?..
我的大學是國立成功大學在臺南 alias NCKU.. :)


---

That's the end of my long writing, hope you can get something from this.. Keep your spirit..
Tulisan ini didedikasikan untuk memberikan semangat bagi teman-teman yang sedang mengemban studi dan yang sedang ingin atau berencana studi.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Copyright © West Borneo Road Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com